TANJUNG REDEB – Pembagian 1.200 liter disinfektan secara gratis oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Berau menjadi sorotan masyarakat.
Di saat pemerintah melarang warga untuk bergerombol, pembagian yang dilaksanakan di kantor PMI Berau yang berada di Jalan Pulau Panjang itu malah menimbulkan kerumunan massa.
Sebenarnya kata Sekretaris PMI Berau Hatta Basrie, pihaknya telah mencari cara untuk menghindari kerumunan itu dengan hanya membolehkan 10 orang masuk ke kantor PMI untuk mengambil disinfektan di mana orang tersebut lebih dulu disemprot disinfektan di pintu masuk.
Hingga pukul 10.30 Wita masyarakat tidak lagi menghiraukan antrean dan berdesakan hendak masuk, karena khawatir kehabisan.
“Saat itu petugas dari kepolisian, TNI, serta PMI kewalahan mengatur karena masyrakat langsung berbondong-bondong masuk ke kantor untuk mendapatkan disinfektan,” tuturnya.
Karena suasana semakin kacau, pihaknya pun menghentikan sementara pembagian disinfektan. Setelah dianggap aman, para petugas kembali membuka untuk pengambilan antrean.
Pihaknya meminta maaf karena ketidaknyaman atas hal tersebut, pihaknya berjanji akan mengevaluasi sistem pembagian yang ada jika nanti ada bantuan lain.
“Mungkin kami akan berkoordinasi dengan kelurahan agar nantinya ketua RT yang langsung membagikan kepada warga untuk menghindari kerumunan, atau mungkin petugas yang mengantar langsung ke rumah warga,” pungkasnya.
Sambung Ketua PMI Berau yang juga Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, menegaskan kalau sejak awal pihaknya sudah melarang warga untuk berkumpul dan melakukan pengambilan disinfektan satu per satu, namun masih ada saja masyarakat yang tidak mengerti akan bahayanya berdekatan.
“Di situasi darurat seperti ini kami mungkin mengambil langkah yang yang tidak sengaja salah, walaupun niatnya baik. Bagi saya jauh lebih salah kalau hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa,” jelas Agus. (*/fzl/sam)