GELAP WALAU DEKAT PEMBANGKIT

- Selasa, 31 Maret 2020 | 20:26 WIB
BELUM TERALIRI LISTRIK: Kawasan Kampung Bugis, Jalan Kemakmuran, RT 20, Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, sampai sekarang belum menikmati aliran listrik dari PLN.
BELUM TERALIRI LISTRIK: Kawasan Kampung Bugis, Jalan Kemakmuran, RT 20, Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung, sampai sekarang belum menikmati aliran listrik dari PLN.

Listrik jadi salah kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah berusaha memenuhinya. Walau belum merata ke seluruh penjuru Nusantara.

SUMARNI, Sambaliung

Kabupaten Berau menjadi daerah paling utara Kalimantan Timur. Kabupaten dengan sebutan Bumi Batiwakkal ini, memiliki 13 wilayah kecamatan, dengan 100 kampung dan 10 kelurahan.

Pusat kota dan pemerintahannya berada di Kecamatan Tanjung Redeb. Kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Sambaliung, Gunung Tabur, dan Teluk Bayur, serta diapit dua sungai besar, yakni Sungai Kelay dan Sungai Segah. Empat kecamatan itulah yang disebut wilayah perkotaan Bumi Batiwakkal.

Di wilayah perkotaan itu juga, aktivitas pembangunan selalu diutamakan. Terutama pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti air bersih, listrik, hingga infrastruktur lainnya.  

Khusus pemenuhan kebutuhan listrik, sebelum kewenangan soal kelistrikan dialihkan ke provinsi sesuai amanat Undang-Undang 23/2014 Tentang Pemerintah Daerah, Pemkab Berau banyak berkolaborasi dengan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat hingga perkampungan. Pemkab Berau yang membangun jaringan listriknya, PLN tinggal mengalirkan setrumnya.

Bukan sekadar pembangunan jaringan, Pemkab Berau sebagai pemegang saham mayoritas di PT Indo Pusaka Berau, juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati dengan kapasitas 3x7 megawatt (MW), untuk membantu PLN memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Kini, seluruh kecamatan sudah bisa menikmati listrik dari PLN. Bahkan di pulau terluar Maratua, PLN sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 1 MW yang ditarget beroperasi sebelum Ramadan nanti.

Namun di balik gencarnya upaya pemerintah dan PLN memenuhi kebutuhan listrik masyarakat hingga di perkampungan, justru seperti ‘melupakan’ keberadaan 30 kepala keluarga (KK) yang bermukim Sungai Buntu, Jalan Kemakmuran, RT 20 Kelurahan Sambaliung, Kecamatan Sambaliung. 

Permukiman masyarakat yang diberi nama Kampung Bugis tersebut, terbentuk sekitar tahun 2010 silam atau sudah 10 tahun. Ironisnya, keberadaan permukiman itu hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat pemerintahan atau kantor Bupati Berau. Bahkan hanya berjarak sekitar 8 kilometer dari PLTD Sambaliung. Tapi, walau berada ‘di depan mata’, permukiman 30 KK tersebut seperti tak terlihat karena tak memiliki penerangan.

Mayoritas penduduknya memang pendatang asal Sulawesi Selatan. Selama bertahun-tahun, 95 jiwa di kawasan itu hanya mengandalkan penerangan dari lampu pelita. Baru dalam empat tahun terakhir, sebanyak 12 KK sudah bisa membeli panel surya untuk menyerap energi matahari, untuk dijadikan sumber listrik. Teknisnya, energi listrik dari terik matahari yang terserap panel surya, mengalir ke akumulator atau aki yang biasa digunakan untuk kendaraan bermotor roda empat, yang akhirnya bisa menghidupkan lampu dan peralatan elektronik warga, walau hanya bisa digunakan antara pukul 18.00 hingga 23.00 Wita saja. “Tapi kalau siang mendung, nggak bisa juga diandalkan untuk penerangan malam, terpaksa kami pakai pelita lagi,” kata Supriadi, salah satu warga Kampung Bugis yang rumahnya sudah dilengkapi panel surya.

Supriadi yang ditemui di kediamannya, Minggu (29/3) lalu, memang sudah lama menunggu sambungan listrik dari PLN. Karena itu juga yang selalu menjadi usulan warga kawasan tersebut setiap tahun. Saat pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan dan selalu diteruskan hingga ke tingkat kabupaten. “Karena kalau pakai panel surya, kapasitasnya hanya 50 Amper, harganya sekitar Rp 700 ribu. Dua tahun dipakai, sudah rusak, minta ganti. Bola lampu kalau pakai panel surya juga tahan paling lama 4 bulan,” ungkapnya.

Supriadi yang saat ditemui tengah bersantai di teras rumah panggung bersama warga lainnya menyebut, sebenarnya wilayah RT 20 Kelurahan Sambaliung sudah mendapat sambungan listrik PLN. Namun hanya di sekitar poros Jalan Limunjan saja, atau jalan yang sudah beraspal. Tiang dan jaringan listrik disebutnya, juga sudah terpasang di sebagian poros Jalan Kemakmuran. Hanya tersisa sekitar 3 kilometer saja, jarak antara permukimannya dengan tiang listrik terakhir yang telah berdiri di sisi jalan sirtu (pasir batu) tersebut.

Tak hanya permasalahan listrik. Kondisi jalan sirtu yang sudah banyak dihiasi lubang dan becek usai diguyur hujan.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X