Minta Normal sebelum Ramadan

- Rabu, 8 April 2020 | 17:23 WIB
TINJAU PERBAIKAN: Bupati Berau meninjau langsung perbaikan pipa pending unit di PLTU Lati, kemarin (7/4).
TINJAU PERBAIKAN: Bupati Berau meninjau langsung perbaikan pipa pending unit di PLTU Lati, kemarin (7/4).

TANJUNG REDEB – HinggaSelasa(7/4) pemadaman listrik bergiliran di Tanjung Redeb dan sekitarnya masih terjadi. Pemadaman bergilir ini dilakukan karena terjadi pengurangan daya akibat dua unit mesin pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lati tidak beroperasi.

Pihak PLTU Lati pun tengah berupaya melakukan perbaikan pada pipa bocor yang mengakibatkan dua unit mesin tidak dioperasikan. Bupati Berau Muharram, yang memantau langsung meminta perbaikan segera diselesaikan, sehingga seluruh unit kembali beroperasi, dan suplai listrik dari PLTU Lati ke PLN kembali normal.

“Kita lihat memang ada kerusakan yang sekarang diupayakan secepatnya diperbaiki,” kata Muharram, saat meninjau kondisi PLTU Lati, Selasa (7/4).

Dikatakannya, kondisi terkini daya listrik Berau mengalami penurunan drastis menyusul kerusakan pada pipa air pendingin pada unit 1 dan unit 2 di PLTU Lati. Akibatnya kini PLTU Lati hanya mampu memproduksi daya sebesar 6 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit unit tiga, kemudian disalurkan ke PLN UP3 Berau.

Lebih lanjut dikatakannya, kunjungan ini juga sebagai tindak lanjut dari keluhan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi. Pasalnya pemadaman yang terjadi di luar jadwal yang diterbitkan PLN UP3 Berau. Dalam jadwal PLN dicantumkan pemadaman terjadi selama 6 jam, namun faktanya ada yang mengalami pemadaman selama 15 jam.

“Kondisi ini yang dikeluhkan pelanggan, dan kita lihat sendiri memang kondisi  pembangkit di Lati ini mengalami kerusakan sehingga suplai berkurang. Kemudian PLTU Berau di Teluk Bayur yang harusnya mem-backup ternyata juga mengalami masalah,” jelas Muharram.

“Saya minta PLTU dapat menuntaskan perbaikan, sehingga sebelum memasuki Ramadan pasokan daya sudah normal kembali,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Indo Pusaka Berau (IPB), Najemuddin, selaku pengelola PLTU Lati, mengakui kerusakan yang ada di luar perkiraan mereka. Sebab tiga unit mesin sejauh ini masih berfungsi normal. “Tetapi tidak bisa dipaksakan beroperasi semua, karena yang rusak ini pipa air pendingin. Pada prinsipnya mesin tidak ada masalah, tapi jika dipaksa bisa berisiko lebih besar lagi,” jelasnya.

Disinggung estimasi penyelesaian perbaikan, Najemuddin mengaku tidak bisa memastikan karena objek yang diperbaiki berada pada kedalaman 3 meter. Selain itu, kebocoran pipa tidak hanya pada satu titik, tetapi kini ditemukan dua titik.

"Awalnya kami prediksikan seminggu sudah selesai. Ternyata setelah kita gali secara manual selama 4 hari ini, kami dapat satu kebocoran lagi,” lanjutnya.

Dijelaskan Najemuddin, pipa pendingin dengan diameter 100 sentimeter yang rusak itu memang sudah termakan usia. Kini usia pipa itu sudah 17 tahun. Selain itu, pipa juga mengalami korosif akibat beberapa kali terkena air asin yang mengalir masuk dari muara Sungai Berau hingga ke Sungai Lati yang menjadi sumber air pendingin PLTU. Tepatnya pada  sejak 2007, 2014, dan 2019 lalu.

Sebenarnya pihaknya berencana melakukan penggantian seluruh pipa pendingin dengan panjang sekitar 360 meter. Tetapi risikonya seluruh unit di PLTU Lati berhenti beroperasi dengan waktu sekitar sebulan. “Ini sudah masuk dalam wacana kami. Tetapi kami masih mempersiapkan dan harus koordinasi dulu dengan PLN bagaimana kesiapan mereka menyediakan daya listrik selama PLTU Lati stop beroperasi,” pungkas Najemudin. (*/aky/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X