TANJUNG REDEB – Status tanggap darurat virus corona (Covid-19) di Bumi Batiwakkal belum berakhir. Dampaknya, masa belajar dari rumah bagi anak didik yang semula dimulai 18 Maret hingga 21 April 2020, kembali diperpanjang.
Berdasarkan Surat Edaran Dinas Pendidikan Nomor 442.3/1031/Disdik-Kab/Sekr/2020, menindaklanjuti Surat Edaran Bupati Berau Nomor 060/53/Org Tanggal 20 April 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Pemkab Berau, maka disampaikan bahwa semula proses pembelajaran secara online di rumah mulai 18 Maret sampai 21 April 2020, diperpanjang sampai ada pemberitahuan melalui surat edaran selanjutnya.
Bupati Berau Muharram, yang dikonfirmasi kemarin (20/4) mengatakan, situasi saat ini belum layak untuk melaksanakan kegiatan belajar di ruang kelas. Karena itu, masa belajar dari rumah dengan sistem online kembali diperpanjang sambil melihat perkembangan kondisi pandemi Covid-19.
“Kalau belajar di sekolah pasti berkumpul. Karena itu belajar dari rumah diperpanjang,” ujar Muharram.
Namun Pemkab Berau melalui Dinas Pendidikan belum menentukan sampai kapan masa belajar dari rumah ini. Karena saat ini yang difokuskan pemerintah yakni menekan angka penyebaran Covid-19 di Bumi Batiwakkal. “Jadi diharapkan para guru di semua sekolah tetap menerapkan sistem belajar online di rumah,” lanjut Muharram.
Menurutnya, hal ini wajar dilakukan, mengingat pandemi corona belum berakhir. Ia tidak ingin membahayakan kesehatan peserta didik karena belajar di sekolah. Sebab bisa saja para murid berinteraksi dengan orang lain, hingga rentan tertular. “Tapi perlu dipahami, ini bukan liburan. Tetapi tetap belajar dari rumah,” ungkapnya.
Terkait adanya keluhan bahwa tugas yang diberikan menumpuk dan membebani murid, Muharram berharap agar para pendidikan memberikan tugas yang sesuai dengan kapasitas anak-anak. Sebaiknya guru memberikan motivasi dan dorongan agar anak-anak semakin tertarik dengan pelajaran, bukan sebaliknya.
“Tugas yang berlebihan dan di luar kemampuan bisa membuat anak-anak jadi frustrasi dan malas untuk belajar. Jadi memberi tugas sewajarnya saja,” pungkas Muharram. (*/hmd/har)