Tutup ‘Jalur Tikus’

- Rabu, 22 April 2020 | 00:07 WIB
SATU PINTU: Beberapa akses yang menghubungkan kawasan permukiman di Kampung Campur Sari dengan wilayah lain,
SATU PINTU: Beberapa akses yang menghubungkan kawasan permukiman di Kampung Campur Sari dengan wilayah lain,

TALISAYAN – Untuk mencegah penyebaran Covid-19, Pemerintah Kampung Campur Sari, Kecamatan Talisayan, bekerja sama dengan aparat TNI-Polri, serta seluruh Ketua RT, memperketat akses masuk kampung.

Dikatakan Kepala Kampung Campur Sari Silfanuddin, sejak awal mewabahnya corona di Bumi Batiwakkal, pihaknya sudah melakukan pembatasan akses masuk kampung bagi masyarakat yang datang dari luar. Namun di kampungnya, terdapat beberapa pintu untuk masuk ke wilayah permukiman warga yang sulit dipantau setiap saat. Makanya, sejak kasus Covid-19 semakin meningkat, pihaknya memutuskan untuk menutup seluruh akses masuk yang tersebar di beberapa titik, menyisakan satu pintu masuk, yakni gerbang utama kampung.

“Jadi di satu pintu ini kami betul-betul perketat penjagaannya,” katanya kepada Berau Post melalui sambungan telepon kemarin (21/4).

Pembatasan akses lanjut dia, bukan sekadar melarang warga luar masuk ke kampungnya, tapi bagi warga Campur Sari sendiri juga harus melalui protokoler kesehatan, jika baru beraktivitas di luar kampung. “Karena banyak masyarakat kami yang jualan sayur ke kampung yang sudah zona merah seperti Bidukbiduk,” katanya.

“Makanya sebelum masuk kami sterilkan dulu, begitu juga untuk masyarakat lain yang akan masuk kampung,” sambungnya.

Sementara untuk barang-barang kiriman yang hendak diantar untuk warga, cukup diantar hingga di pos penjagaan di gerbang kampung. Termasuk mobil-mobil travel yang hendak mengantar penumpang, juga hanya diperbolehkan sampai di gerbang kampung saja. “Nanti biar dijemput sama keluarganya di posko, begitu juga dengan paket kiriman milik warga, bisa diambil di posko setelah dilakukan penyemprotan disinfektan,” terangnya.

Untuk menunjang kegiatan pembatasan akses tersebut, pihaknya telah mengalokasikan dana puluhan juta. Yakni sebesar Rp 20 juta dari Alokasi Dana Kampung dan Rp 25 juta dari Dana Desa. “Jadi totalnya Rp 45 juta,” ungkapnya.

Penggunaan dana tersebut, selain untuk menunjang kebutuhan kegiatan pengawasan di pintu gerbang kampung, seperti konsumsi dan sebagainya, juga digunakan untuk membeli empat set pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap, cairan disinfektan, masker yang dibagikan gratis untuk warga, hingga  thermogun untuk petugas posko dan puskesmas.

“Puskesmas kami (Pustu Campur Sari) juga sudah berkoordinasi dengan pihak puskesmas Kecamatan Talisayan. Jadi ketika ada warga kami yang menunjukkan gejala-gejala corona, langsung kami koordinasikan untuk penanganannya. (*/uga/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X