SAMBALIUNG – Aktivitas perdagangan di Pasar Senja Kampung Bebanir Bangun, Sambaliung, sempat ditutup saat satu warga yang tinggal di sekitar pasar, dinyatakan positif Covid-19. Namun sejak beberapa hari lalu, pasar kembali dibuka, tapi kondisinya membuat para pedagangnya harus mengelus dada.
Pasalnya, seperti diutarakan salah satu pedagang sayuran segar di pasar tersebut, Katinem, setelah dibuka kembali, pengunjung pasar sangat sepi. Sebab setelah dibuka kembali, pengelola pasar juga mensyaratkan agar pedagang dan pembeli tetap menerapkan social distancing.
“Pernah berjualan seharian tidak ada yang membeli. Terkadang juga hanya mendapat Rp 5 ribu, sudah susah untuk dapat Rp 50 ribu saja sekarang,” ujar Katinem yang ketika ditemui di pasar kemarin (2/5), tengah bersantai menunggu pembeli bersama pedagang sayur lain di pasar itu.
Walau sepi pembeli, dirinya tetap memaksa untuk berjualan setiap hari. Jika tidak, selain tak akan mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sayuran segar yang baru dipanen di kebunnya akan membusuk.
“Jika tidak berjualan mau dapat makan dari mana lagi. Padahal sayur di kebun memang untuk dijual supaya bisa buat beli minyak goreng,” ujar, diamini pedagang sayur lainnya.
Dengan kondisi itu, dirinya sangat berharap perhatian pemerintah. Karena dirinya dan rekannya sangat merasakan dampak dari mewabahnya Covid-19 di Bumi Batiwakkal.
“Sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah,” akunya.
“Seharusnya kamilah pedagang kecil yang terdampak ini yang berhak menerima bantuan. Makanya tolong lihat kami juga, perhatikan kami yang juga warga Berau ini,” ujarnya. (*/jey/udi)