TANJUNG REDEB- Masyarakat Berau dibuat bingung dan kaget dengan tagihan tarif listrik yang tiba-tiba melonjak. Dari yang biasanya hanya Rp 90 ribu per bulan, kini menembus angka Rp 150 ribu. Hal ini pun jadi pertanyaan, apakah memang ada kenaikan tarif listrik.
Eva, warga Tanjung Redeb menuturkan, biasanya dia mengisi pulsalistrik senilai Rp 100 ribu dengan pemakaian bertahan hingga dua pekan lebih. Namun, kini pemakaian pulsa listrik Rp 100 ribu itu hanya bertahan seminggu. “Biasanya normal. Baru April kemarin isi voucher listrik sampai 3 kali,” ujarnya, Sabtu (2/5).
Hal sama dialami Sumiati. Pada Maret lalu, ia hanya membayar tagihan listrik sebesar Rp 60 ribu. Namun, saat pembayaran rekening April, tagihannya naik hingga Rp 130 ribu. “Ya kaget saja. Biasanya tidak sampai Rp 100 ribu. Paling tinggi pemakaian saya Rp 90 ribu per bulan. Sekarang kok sampai Rp 130 ribu,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Manajer PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Redeb, mengaku tidak ada kenaikan tarif listrik sejak 2017. Ia menduga, salah satu penyebab kenaikan tagihan listrik masyarakat karena dampak Work From Home (WFH) yang saat ini diberlakukan pemerintah.
“Pemakaian pelanggan selama Ramadan memang rata-rata ada kenaikan. Belum lagi adanya anjuran di rumah saja, dan bekerja dari rumah, tentunya lebih banyak menggunakan alat elektronik dari biasanya,” jelas Hendra, kemarin (3/5).
Biaya pemakaian listrik diakui Hendra memang berbeda-beda tiap pelanggan. Semua tergantung pemakaian. Semakin besar pemakaian listrik, tentu tagihan akan semakin tinggi. “Sudah ada laporan yang masuk ke kami. Kami juga sudah jelaskan kepada pelanggan,” tutupnya. (*/hmd/har)