TANJUNG REDEB - Manajemen PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Jobsite Binungan Suaran, mengklarifikasi informasi di media sosial mengenai karyawannya berinsial SMS (40) diisukan positif Covid-19.
Manager Business Support PT BUMA, Sriyanta menjelaskan, hasil rapid direct test (RDT) SMS (40) diketahui reaktif. Sehingga yang bersangkutan saat ini sedang dilakukan polymerase chain reaction (PCR) test atau swab. Untuk memastikan positif Covid-19 atau tidaknya yang bersangkutan.
Di samping tengah menjalani PCR, SMS (40) juga kini masih menjalani karantina di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19.
“Seluruh protokol penanganan terhadap yang bersangkutan, sudah sesuai dengan panduan yang diberikan pemerintah. Kami selalu berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Berau,” katanya saat di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Minggu (3/5).
Lanjut Sriyanta, sebagai langkah antisipasi penyebaran, sejumlah karyawannya yang pernah berkontak langsung dengan yang bersangkutan pun diminta melakukan karantina mandiri. Serta dilakukan pemeriksaan kesehatan dan rapid test, serta penanganan kesehatan sesuai panduan yang diberikan pemerintah.
“Dengan klarifikasi ini, dapat memberikan informasi dan sebagai bagian pencegahan Covid-19 secara bersama-sama. Serta dapat memutus mata rantai penyebarannya,” ucap Sriyanta.
Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di lingkungan operasional PT BUMA terus dilakukan pihaknya.
Bahkan, seluruh pekerja diminta menjalankan upaya kesiapsiagaan, di antaranya dengan menjaga jarak interaksi sosial, menggunakan masker, membiasakan pola hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun serta menghindari menyentuh muka.
“Mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Serta menjaga operasional tambang tetap produktif bertujuan untuk menjaga ketersediaan pasokan energi,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Bambang Gatot Ariyono menerangkan, industri tambang strategis masuk dalam pengecualian, perihal penutupan operasional saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Karena berperan memberi pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan listrik. Sekaligus untuk infrastruktur medis supaya tetap bisa melakukan penanganan saat darurat seperti sekarang ini,” jelas Bambang.
Menanggapi persoalan SMS (40), Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi mengatakan, langkah PT BUMA disebutnya sudah sangat baik. Dengan melaporkan kejadian tersebut dan melakukan antisipasi dini.
“Jadi saya cuma menambahkan, bahwa pasien atas nama SMS ini kondisinya relatif bagus. Begitu pula pasien lainnya,” ungkap Iswahyudi.
“Kami juga masih menunggu hasil sampel laboratorium yang sudah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya," lanjutnya. (mar/adv/arp)