Ingatkan Wartawan Tetap Waspada saat Liputan

- Senin, 4 Mei 2020 | 09:36 WIB
Abdul Azis Sakti
Abdul Azis Sakti

TANJUNG REDEB - Bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Internasional, Minggu (3/5) kemarin, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Berau, Abdul Azis Sakti, kembali mengimbau seluruh awak media di Berau, agar tetap berhati-hati saat menjalankan tugas jurnalistiknya. Hal itu berkaitan dengan penyebaran virus corona atau Covid-19 yang kini semakin meluas.

Dikatakan Azis, salah satu profesi yang juga rentan terpapar corona ialah wartawan. Sebab pekerjaan mengumpulkan data di lapangan, mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang lain. Di sisi lain, wartawan juga diminta untuk tetap terdepan dalam menyampaikan informasi terkini pada masyarakat.

"Teman-teman wartawan jangan jor-joran, maksudnya harus bisa menjaga diri juga saat bertugas di lapangan, harus lihat situasi dan kondisi," katanya kepada Berau Post.

Demi mencegah kontak berlebihan dengan narasumber, disebutkan Azis, wartawan juga dapat menggunakan layanan seluler untuk wawancara untuk menghimpun data dan informasi.

Jika terpaksa harus turun ke lapangan, wartawan harus menggunakan masker saat berinteraksi dengan narasumber. Selain itu juga tetap menjaga jarak saat wawancara dengan narasumber.

"Sebisa mungkin kalau masih bisa mendapatkan informasi dan data melalui WhatsApp maupun teleponan langsung, manfaatkan saja smartphone. Tapi kalau memang harus ke lapangan, harus hati-hati dan mawas diri," katanya.

Selain itu, khusus bagi wartawan yang bertugas melakukan peliputan mengenai perkembangan kasus Covid-19, lebih baik menghubungi langsung tim Gugus Tugas Covid-19, atau Kepala Dinas Kesehatan Berau maupun Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai.

"Karena tidak ada berita seharga nyawa, sepulang liputan ada keluarga menunggu di rumah. Sekali lagi paling tidak gunakan pelindung diri. Selain menjaga narasumber, juga jaga diri karena kita tidak tahu dari mana datangnya virus. Sebab wartawan merupakan profesi yang sering dan harus berinteraksi dengan banyak orang, baik yang dikenal maupun tidak. Termasuk dengan orang yang baru datang dari luar daerah," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, melalui media sosialnya mengatakan, selama pandemi Covid-19, banyak jurnalis menempatkan diri mereka dalam bahaya untuk melaporkan krisis kesehatan saat ini. Setelah itu banyak dari mereka yang ikut terinfeksi.

Menurut Organisasi Kebebasan Pers Sedunia Press Emblem Campaign (PEC), sejak 1 Maret 2020 sebanyak 55 jurnalis di 23 negara meninggal akibat virus Covid-19.

"PEC mengungkap, jurnalis terkadang tak melengkapi diri dengan APD saat meliput kejadian terkait wabah Covid-19," tulisnya.

Agus juga mengatakan wartawan menghadapi risiko besar dalam krisis kesehatan, sebab harus terus memberikan informasi baik dari rumah sakit, dokter, perawat, pemimpin politik, pakar, ilmuwan, dan bahkan pasien.

"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena akses informasi publik yang sangat diandalkan masyarakat menjadi terhambat. Transparansi merupakan yang terpenting dan dapat menyelamatkan nyawa di saat krisis kesehatan seperti ini," tutupnya. (*/mrt/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X