TANJUNG REDEB – Sektor pariwisata jadi salah satu sektor yang merasakan dampak besar dari mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Sebab, bukan pemilik resort di objek-objek wisata saja yang mengencangkan ikat pinggang, tapi hingga pemilik toko oleh-oleh juga harus merumahkan karyawannya.
Seperti yang dilakukan Ririn, pemilik salah satu toko oleh-oleh khas Kalimantan di Jalan Pemuda, Tanjung Redeb. Ya, perempuan yang bergelut di bisnis ekonomi kreatif tersebut, sudah merumahkan tiga dari lima karyawan yang dipekerjakannya.
“Jadi pandemi ini sangat berdampak sekali pada usaha kami, karena turis asing dan lokal tidak bisa masuk ke Berau untuk berwisata. Sedangkan toko oleh-oleh seperti kami ini kebanyakan memang turis-turis itu yang datang membeli barang kami,” katanya saat ditemui di tokonya kemarin (3/5).
Selain mengandalkan kunjungan wisatawan, momen Ramadan dan Idulfitri juga menjadi salah satu favoritnya. Sebab, banyak masyarakat yang bekerja di Berau, turut memborong dagangannya untuk dijadikan buah tangan saat mudik ke kampung halamannya. Namun lagi-lagi karena masa pandemi, membuat pemerintah melarang masyarakat untuk mudik lebara.
“Intinya omzet jauh menurun. Antara 80 sampai 90 persen penurunannya. Karena toko saya yang di bandara malah tutup total, karena sudah tidak ada penerbangan. Itulah tiga karyawan yang jaga toko di bandara yang kami rumahkan,” pungkas dia. (*/uga/udi)