Tenaga Medis RSD Ditolak Karantina

- Selasa, 5 Mei 2020 | 15:58 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB – Sejumlah tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Cantika Swara, sempat mendapat penolakan karantina di salah satu hotel di kawasan Tanjung Redeb. Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) RSD Covid-19 dr. Jusram, ada miskomunikasi antara manajemen hotel dengan karyawan hotel.

“Kami juga kurang tahu pasti alasan penolakan ini apa. Yang jelas saat mengetahui kabar pasien (karyawan) hotel tidak menerima, saat itu juga kami minta tenaga medis dikembalikan ke RSD,” ujarnya, kemarin (4/5). “Kami tidak mau memperpanjang masalah, lebih baik kami bekerja,” sambungnya.

Dijelaskan dr. Jusram, rencananya delapan tenaga medis RSD akan dikarantina di hotel tersebut. Mengingat kamar yang tersedia di RSD mulai penuh akibat lonjakan pasien yang dirawat.

Untuk menyikapi persoalan ini, ia memberikan tiga opsi untuk lokasi karantina tenaga medis itu. Yakni membuat tenda di tengah RSD, memanfaatkan ballroom RSD, dan menggunakan politeknik Berau Coal. Opsi ini sudah disampaikan kepada pemerintah kabupaten dan tinggal menunggu tindak lanjutnya.

“Saat ini pasien yang di rawat di RSD sudah 49 pasien. Sementara kamar yang tersedia hanya sekitar 50 kamar. Belum lagi sebagian kamar dipakai untuk karantina tenaga kesehatan. Jadi sebisa mungkin dikondisikan, mengingat pasien setiap hari ada yang masuk,” bebernya.

dr. Jusram menyebut, sejauh ini memang tidak ada tempat khusus karantina tenaga medis. Karena merasa cukup jika dikarantina sementara di RSD. Namun ternyata di luar perkiraan, jumlah pasien terus bertambah, baik itu orang dalam pemantauan (ODP) maupun orang dalam pengawasan (PDP).

“Besok (hari ini, Red) rencana kami gelar rapat lagi untuk membahas beberapa hal, termasuk mengenai karantina untuk tenaga medis ini,” jelasnya.

“Memang ada beberapa hotel yang dilirik. Cuma perlu dibahas dengan pihak terkait. Karena kami khawatir ada kejadian (penolakan) ini lagi terhadap tenaga medis kami,” lanjutnya.

Diakuinya, sebenarnya ada rasa ketidaknyamanan dari tenaga medis. Apalagi sejauh ini pihaknya sudah bekerja untuk masyarakat. “Alhamdulillah sejauh ini juga kondisi tim medis baik-baik saja, sudah rapid tes, hasilnya negatif semua,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini ia menyampaikan, perlunya edukasi terhadap masyarakat mengenai persoalan ini. Jangan sampai rasa ketakutan itu lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan. Karena segala sesuatunya sebaiknya dilihat dari sisi keilmuan, bukan dari perasaan. “Selama ini yang terjadi seperti itu. Rasa ketakutan tinggi tetapi tidak melihat secara ilmu pengetahuan. Artinya yang terjadi rasa ketakutan itu berdasarkan dari perasaan, bukan berdasarkan masuk akal atau tidak,” terangnya.  

Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, Erva Anggriana menambahkan, yang melatarbelakangi persoalan ini karena ada kesalahpahaman dari karyawan hotel. Sehingga dianggap perlu diberikan pemahaman lebih mengenai hal ini. “Pejuang-pejuang Covid-19 kita yang sudah mati-matian mempertaruhkan nyawanya, ketika ingin beristirahat, kemudian kami carikan tempat layak dan nyaman, ternyata mendapat penolakan,” kata Erva.

Menanggapi persoalan ini, Bupati Berau Muharram, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mengatakan hal ini hanya masalah komunikasi saja. Dari penjelasan tim medis yang diterimanya, ada anggapan bahwa tenaga kesehatan atau tenaga medis dianggap sebagai ODP setelah melayani pasien. Karena ODP, dikhawatirkan kehadiran dokter dan para medis ini menularkan di hotel tersebut.

“Memang pendapat orang berbeda-beda. Jadi perlu edukasi kepada masyarakat. Harapannya hal ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. (mar/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X