Ditolak di Hotel, Dinkes Cari Tempat Karantina Tenaga Medis

- Rabu, 6 Mei 2020 | 18:21 WIB
ilustrasi tenaga medis
ilustrasi tenaga medis

TANJUNG REDEB – Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau masih mengupayakan tempat karantina bagi tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Cantika Swara. Tak ingin ada penolakan, sejumlah hotel pun mulai dilirik untuk menjalin kerja sama.

Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi mengakui masih mencari hotel yang bisa menerima keberadaan tenaga medis yang akan menjalani karantina. “Sementara delapan tim medis yang sempat ditolak masih ditempatkan di RSD Covid-19. Karena memang masih ada ruangan yang tersisa,” ujar Iswahyudi.

Beberapa alternatif disiapkan untuk mengantisipasi adanya lonjakan pasien Covid-19 di RSD Covid-19. Seperti memasang tenda di ballroom RSD, atau satu kamar diisi lebih dari satu pasien. “Sekarang ini kami upayakan mencarikan solusi terbaik,” katanya.

Diakui Iswahyudi, ada sekitar 14 sampai 19 orang tenaga medis di RSD yang dikarantina secara bergantian. Karantinanya pun dibagi per kelompok agar pelayanan terhadap pasien tetap jalan. “Misalnya karantina pertama tujuh sampai sembilan orang. Setelah karantina dua minggu, mereka masuk kerja menggantikan petugas lainnya yang akan dikarantina,” jelasnya. “Jadi seminggu bekerja, diganti lagi dengan kelompok lainnya,” sambungnya.

Sama halnya di RSUD dr Abdul Rivai, mereka juga menjalani karantina secara bergantian. “Sejauh ini karantina untuk tenaga medis di RSUD dr Abdul Rivai tidak ada masalah. Mereka dikarantinanya di Hotel Mitra,” lanjutnya.

Iswahyudi juga meluruskan adanya kesalahpahaman terkait penolakan karantina tenaga medis di salah satu hotel yang ditunjuk pihaknya. Awalnya pihaknya sudah mengomunikasikan rencana karantina tenaga medis dari RSD Covid-19 itu. Manajemen hotel itu juga tidak mempersoalkan bahkan mengizinkan. Tetapi salah satu karyawan hotel ada yang tidak siap. “Jadi pihak hotel bukan tidak mau menerima, tetapi karyawannya ingin mengundurkan diri jika tim medis RSD ini dikarantina di hotel tersebut,” paparnya.

Ditegaskan Iswahyudi, masyarakat perlu memahami bahwa dalam mengambil tindakan atau menangani pasien terkait Covid-19, tenaga medis tentu menggunakan alat pelindung diri (APD). Jadi meskipun berhadapan langsung dengan pasien positif sekalipun, tenaga medis ini berusaha menjaga keamanan dirinya. “Karena itu dibutuhkannya APD sebanyak mungkin. Karena sebagian besar APD hanya sekali pakai. Kecuali kacamata dan sepatu yang memang bisa disterilkan. Lagi pula tim medis yang dikarantina ini sudah dilakukan skrining dan rapi test-nya non-reaktif,” jelasnya.

“Jadi intinya dalam persoalan ini kami tidak diusir. Kami hanya mengalah. Kami memilih dipindahkan untuk menjaga hubungan baik dengan mitra,” sambungnya. 

Ditambahkannya, hotel tersebut juga sejauh ini tetap digunakan untuk karantina pelaku perjalanan luar daerah. Termasuk perjalanan dari kampung. Pelaku perjalanan yang dikarantina di hotel tersebut juga mulai berkurang dan selesai masa inkubasi 14 hari. “Saat ini tinggal 12 orang dikarantina di hotel itu. Sebagian sudah selesai,” ujar Iswahyudi.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) RSD Covid-19 dr. Jusram menambahkan, kemungkinan besar delapan tenaga medisnya yang sempat ditolak ini akan dipindahkan ke Hotel Berau Plaza. Namun masih menunggu tindak lanjut dari Dinkes Berau untuk membuat surat perjanjian kerja sama, agar tenaga medis yang dikarantina merasa nyaman dan aman. (mar/har) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X