Seorang Warga Ngamuk, Dokter RS Pratama Dianiaya

- Kamis, 14 Mei 2020 | 17:37 WIB
Korban memperlihatkan luka yang dialaminya.
Korban memperlihatkan luka yang dialaminya.

TANJUNG REDEB – Penganiayaan yang dialami salah seorang dokter di Rumah Sakit Pratama Talisayan berinisial CS, Selasa (12/5) lalu telah ditangani pihak berwajib. Korban pun telah melaporkan kejadian tersebut Rabu (13/5). Dari penelusuran awak media ini, kejadian tersebut terjadi ketika salah seorang warga mendatangi RS Pratama Talisayan, membawa sebuah senjata tajam di tangan dengan sengaja melukai korban yang saat itu tengah bertugas di IGD. Dengan penuh emosi, pelaku langsung menodongkan sajam kepada korban. Sebelum terjatuh, korban sempat menepis hingga melukai tangan korban.

Tindakan pelaku tak terbendung dan membuat korban lari bersembunyi di kamar mandi rumah sakit tersebut. Petugas keamanan rumah sakit sempat mengamankan si pelaku. Namun belum sempat menghubungi pihak berwajib, pelaku berhasil kabur. Korban pun diminta datang ke Polsek Talisayan untuk dimintai keterangan.  

Tidak terima perlakuan pelaku, korban melaporkan kasus ini agar diproses secara hukum. Dengan motif percobaan pembunuhan terhadap salah satu tenaga medis. 

“Masih dugaan sementara, karena pelakunya saat ini masih dalam pengejaran. Korbannya pun sudah divisum. Kami juga sudah meminta keterangan korban kemarin (Selasa, Red),” jelas Kapolres Berau, AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo. Edy menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa (12/5) sore kemarin. Setelah insiden itu, malam harinya langsung ditangani oleh Polsek Talisayan. “Hari ini (kemarin, Red) sudah diambil keterangannya sebagai korban. Baru bisa dilakukan pagi hari, karena malamnya itu yang bersangkutan diminta untuk mengobati lukanya dulu. Jadi yang bersangkutan tidak di bawa ke Polres Berau,” tegasnya. “Tim kami masih di sana sedang mengejar pelaku,” lanjutnya. 

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, dr Jusram juga membenarkan, salah seorang dokter di RS Pratama Talisayan telah mengalami tindakan percobaan pembunuhan. Menurutnya, korban mendapat kekerasan dan ancaman akan ditusuk oleh pelaku dengan senjata tajam. 

Ia menceritakan, kejadian tersebut terjadi sehari setelah istri pelaku meninggal dunia akibat pendarahan hebat usai melahirkan. Ia menilai, sejak awal pelaku berniat melakukan tindakan kekerasan ini kepada korban. 

“Kecuali pelaku ini mengamuk secara spontan, tentu tidak ada niat. Tetapi ini kan tidak. Sempat berselang sehari baru pelaku ini muncul mencari korban. Dan ingin melakukan tindakan hakim sendiri ke dokternya. Jadi dirasa ini memang sudah ada niat dari rumah dan membawa senjata tajam. Tentu korban merasa tidak terima dan melaporkan kejadian ini agar diproses,” beber Jusram. 

Tentu kejadian ini sangat disayangkannya. Dan semua ini sudah diserahkannya kepada pihak yang berwajib. Ia pun meminta kepada pihak berwajib ada jaminan keamanan terhadap para tenaga medis di RS Pratama Talisayan. “Sementara ini korban ditempatkan di tempat yang aman hingga pelaku berhasil ditangkap nanti,” lanjutnya. 

Untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan, RS Pratama Talisayan disarankan tidak membuka pelayanan hingga keadaan benar-benar kembali kondusif. Kecuali unit gawat darurat tetap akan melayani pasien. 

“Siapa yang bisa jamin keamanan di sana? Makanya ditutup sementara. Apalagi saat ini mereka (para medis) harus bekerja di bawah tekanan dengan rasa yang tidak nyaman dan tanpa aman. Tentu akan mengganggu pikiran mereka juga. Jadi sementara semua akan dialihkan ke puskesmas setempat,” jelas Jusram.

Menyikapi hal ini, pihaknya pun tak akan tinggal diam. Menurut Jusram, pemerintah harus duduk bersama dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan para tokoh masyarakat, agar kejadian ini tidak kembali terulang. “Jadi kami serahkan kepada pemerintah untuk persoalan ini. Dan para tenaga medis di RS Pratama akan kami tarik untuk sementara. Karena situasinya masih berisiko,” ucapnya. 

Sementara itu, seorang perawat di Puskesmas Talisayan yang namanya tidak ingin disebutkan, mengaku kondisi saat ini mau tidak mau pihaknya harus berjaga setelah pelayanan di rumah sakit dialihkan ke puskesmas. Meski tenaga medis di puskesmas mencukupi, namun menurut dia, sarana dan prasarananya kurang mendukung.

“Kami sifatnya cuma rawat jalan saja. Bukan pelayanan 24 jam. Jadi pengobatan segala administrasi gimana, apalagi soal rujukan. Untuk hal ini pun sudah kami sampaikan kepada pihak terkait untuk mencarikan solusi terbaik agar pelayanan di sini bisa tetap jalan,” katanya, kemarin. 

Untuk diketahui, pelaku melakukan tindakannya setelah istrinya meninggal dunia usai melahirkan di Rumah Sakit Pratama Talisayan. Awalnya sang ibu mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan. Sehingga diputuskan untuk dirujuk ke RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb dengan didampingi satu dokter dan satu bidan. Dalam perjalanan menuju Tanjung Redeb, sempat singgah di Puskesmas Lempake untuk memperbaiki Kesadaran Umum (K.U), karena sang ibu mengalami penurunan kesadaran. Pada akhirnya meninggal dunia saat berada di Puskesmas Suaran. (mar) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X