TANJUNG REDEB – Bupati Berau Muharram bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, mengikuti pertemuan secara online bersama kepala daerah se-Kaltim dan Plt Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur, M Sabani, Jumat (15/5) lalu. Rapat Tim Pengendala Inflasi Daerah (TPID) terkait, membahas kelancaran distribusi kebutuhan pokok masyarakat dan upaya bersama guna menekan laju inflasi daerah.
Melalui teleconference, Bupati Berau, Muharram menyampaikan, ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat di Bumi Batiwakkal yang relatif aman dan pasokannya tercukupi baik selama Ramadan. Selain itu daerah juga terus mendorong menggerakkan ekonomi masyarakat dengan terus menggali potensi yang ada.
Untuk kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Berau, dikatakan Muharram memang masih menyuplai pasokan dari luar daerah seperti dari Jawa dan Sulawesi. Namun daerah ini juga sudah menghasilkan berbagai produk yang sudah dipasarkan luas. Seperti produksi beras dari beberapa kampung sentra pertanian, sudah mampu bersaing dengan produk luar dan banyak ditemukan di toko maupun supermarket.
Bahkan produksi beras lokal ini juga dibeli Bulog yang juga kembali mendistribusikan ke masyarakat. “Untuk ketersediaan kebutuhan pokok di Kabupaten Berau, saat ini tercukupi bahkan sampai beberapa bulan kedepan,” tegasnya.
Beberapa komoditi lain yang diproduksi didaerah juga relatif aman. Bahkan cenderung mengalami penurunan harga, seperti ayam potong dikatakan Muharram untuk saat ini di Berau relatif turun. Begitu juga dengan daging sapi yang tidak ada lonjakan harga signifikan.
“Alhamdulillah untuk harga juga masiuh relatif stabil, meskipun ada beberapa yang naik, seperti gula pasir yang berkisar Rp 19 ribu per kilogram,” ucapnya.
Pemerintah daerah dikatakan Muharram, terus berupaya mendorong mengoptimalkan ketahanan pangan. Terlebih dengan daerah yang masih luas dengan potensi pertanian. Sehingga ke depan tidak lagi berharap banyak pasokan dari daerah lain.
Sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian menurutnya perlu terus didorong, terutama para generasi muda yang selama ini hanya cenderung memilih menjaga pegawai pemerintah daerah maupun pegawai perusahaan. “Kita perlu mendorong anak anak muda kita menggali potensi pertanian ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari diskusi bersama kepala daerah se-Kaltim dan OPD terkait Pemprov Kaltim, memang perlu bersama-sama menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan menjadi sumber daya ekonomi keluarga. Seperti pengembangan budidaya sayur sayuran dan sejenisnya yang tentu sangat sederhana tapi memberikan nilai tambah.
“Tentu ini potensi yang memang harus terus digali untuk menggerakkan ekonomi dan juga turut menekan laju inflasi didaerah,” tandasnya. (hms4/arp)