“Kami Tidak Menyerah, tapi Butuh Dukungan”

- Selasa, 19 Mei 2020 | 10:33 WIB
dr Jusram
dr Jusram

Belakangan ini media sosial diramaikan dengan #IndonesiaTerserah. Tagar ini dianggap sebagai bentuk kritik tenaga medis atas kebijakan pemerintah ketika memutuskan mengoperasikan kembali moda transportasi umum. Lalu bagaimana tenaga medis di Berau menyikapi kebijakan itu.

Sumarni, Tanjung Redeb

Kebijakan pemerintah yang dianggap melonggarkan pergerakan masyarakat menjelang Lebaran inilah yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga medis. Tak terkecuali tenaga medis di Bumi Batiwakkal. Di mana dinilai bisa membuka peluang meningkatnya penyebaran virus corona.

“Sebagai tenaga medis, kami hanya berharap kebijakan pemerintah ini tidak memperberat keadaan dan harus konsisten bahwa yang boleh melakukan perjalanan adalah mereka yang RDT-nya non reaktif atau PCR-nya negatif,” ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, dr Jusram, kemarin (18/5).

dr Jusram menjelaskan, apabila pemerintah salah perhitungan, maka pemerintah harus siapkan tenaga kesehatan dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya. Termasuk penunjang fasilitas kesehatan yang lebih baik dan memadai. Selain itu, juga menyiapkan dana yang jauh lebih besar. “Tapi kami sebagai tenaga medis sejatinya tetap memegang teguh tanggung jawab yang kami emban. Karena di tangan tenaga kesehatan inilah beban itu digantungkan,” tegasnya.

Meski demikian, pihaknya berharap tetap ada protokol kesehatan yang dijalankan. Selain itu perlu dukungan dari masyarakat untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan agar tidak ada penambahan kasus lagi di Berau. “Semangat kami untuk menyembuhkan pasien Covid-19, tetapi perlu juga didukung masyarakat yang disiplin terhadap protokol kesehatan,” katanya.

Salah satu tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 dr Yushelly Dinda Pratiwi ikut menilai, munculnya #IndonesiaTerserah merupakan bentuk protes para tenaga medis terhadap pemerintah dan masyarakat. #Indonesia Terserah dinilainya sebagai puncak kekesalan setelah melihat penumpukan penumpang di bandara maupun di pusat-pusat perbelanjaan yang mengabaikan jarak sosial. Sementara tenaga medis sejak awal berharap ada kebijakan yang tegas dari pemerintah.

“Kami tidak menyerah. Tapi itu bentuk protes, karena kami tidak mungkin menyerah, karena kami sudah disumpah untuk profesi kami. Artinya pertanggung jawaban kami kepada Allah SWT,” terang dr Yushelly yang juga sebagai dokter umum di Berau.

Menurut dr Yushelly, dengan PSBB yang tidak seketat lockdown pun kasus Covid-19 tetap bertambah. Apalagi harus sampai dilonggarkan. Maka itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan keluarga. Jangan merasa sehat dan tidak mungkin tertular. Lebih baik menjaga daripada mengobati. “Yang pasti dengan kejadian begini, beban lebih dipikul tenaga medis,” ujarnya.

Ia juga tak menampik kekecewaannya terhadap masyarakat yang masih tidak mengindahkan anjuran pemerintah. Ia berpesan agar masyarakat bisa membantu tenaga medis yang tengah berjuang menyembuhkan pasien, dengan patuhi protokol kesehatan. “Kami juga minta tolong, supaya virus ini tidak terjadi penyebaran yang seluas luasnya. Hanya masyarakat yang di luar sana yang bisa menghentikan itu dengan cara tetap mengikuti anjuran pemerintah. Mari sama-sama berjuang lawan corona,” ajaknya.

Dalam hal ini, pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk tetap disiplin dan sadar diri. Karena itu salah satu kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, tidak bepergian, tidak mudik dan baiknya di rumah saja. Termasuk tetap menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan.

“Masyarakat juga diharapkan tetap menggunakan masker saat keluar rumah, serta mematuhi aturan pemerintah daerah,” kata Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi. “InsyAllah di Berau konsisten menjaga aturan yang sudah diinstruksikan, namun tetap kunci utamanya harus bisa mengamankan diri sendiri,” sambungnya.

Tenaga kesehatan di Berau juga lanjut Iswahyudi dalam posisi yang baik. Terlebih sudah ada sumpah profesi pada masing-masing tenaga medis ini. Jadi itu menjadi pegangan tenaga medis, apapun keadaannya. “Kuncinya tetap ada pada diri kita, mau sehat atau tidak. Dokter juga tidak bisa apa-apa jika yang bersangkutan tidak bersedia. Jadi kalau tetap mau sehat, jalankan protokol kesehatan,” pungkas Iswahyudi.

Sementara itu, Bupati Berau Muharram juga mengakui tetap konsisten untuk menjaga aturan yang telah diinstruksikan sebelumnya. Dikatakan Muharram, jika melihat pimpinan di pusat baik para menteri dan menteri koordinator (menko), terkadang tidak memiliki persepsi yang sama dalam rangka menanggulangi Covid-19. Di satu sisi ada pendapat menteri yang menyatakan bahwa yang namanya mudik itu tidak boleh, di lain tempat ada lagi pendapat bahwa mudik itu boleh.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X