TANJUNG REDEB - Gubenur Kalimantan Timur, Isran Noor membahas kesiapan daerah dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bersama dengan sejumlah kepala daerah di Kaltim. Kegiatan dilakukan via video confrence bertempat di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Senin (18/5).
Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, seperti langkah-langkah strategis yang akan dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya karhutla di tahun 2020 ini. Sehingga kejadian serupa di tahun lalu bisa diminimalisir. Mengingat saat ini daerah sedang berjuang dalam melawan pandemi Covid-19. Tentu diharapkan kejadian lain jangan sampai menganggu program kerja yang saat ini sedang dijalankan pemerintah dalam melawan pandemi.
Dari data yang ada, kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kaltim selama lima tahun sejak tahun 2015 hingga 2020 ini. Beberapa daerah yang rawan kebakaran ini diantaranya Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Mahulu, Paser dan Berau. Sebagian besar terjadi di kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Sehingga dalam mengantisipasinya harus dimulai dari tapak KPH. Dan di tahun 2020 ini tepatnya bulan Februari terjadi karhutla di Kukar, Kutim dan Balikpapan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kaltim, Isran Noor menyampaikan, karhutla ini harus dicegah sejak dini. Jangan sampai terjadi kebakaran baru pengamanan dilakukan. Karena hal ini akan menyulitkan penanganan nantinya. Seperti yang telah terjadi selama ini. "Kaltim telah mengalokasikan anggaran senilai Rp 266 miliar untuk antisipasi karhutla ini," ungkapnya.
Sementara Bupati Berau, Muharram mengatakan bahwa antisipasi karhutla ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Ia menegaskan bahwa dari sisi sarana dan prasarana serta kesiapan personel telah cukup memadai.
"Dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan rapat dengan seluruh pihak untuk mengambil langkah strategis dalam mencegah karhutla ini sebelum musim kemarau tiba. Target kita sebelum bulan Agustus sebagai puncak kemarau ini, sudah ada langkah yang kita ambil," ujarnya.
Dari pertemuan yang berlangsung, Muharram mengambil kesimpulan kalau kebakaran yang terjadi selama lima tahun terakhir berlokasi sama. Ini lah yang menjadi sorotan untuk antisipasi kedepannya.
"Di Berau yang sering berulang itu seperti Segah, Labanan, Tabalar, dan Tanjung Batu. Kita harus serius lakukan pemetaan objek yang sering terjadi ini. Dan bagaimana untuk melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menjaga lokasi ini, termasuk juga dengan pembuatan embung untuk mendinginkan lahan gambut sebelum terjadinya kebakaran," pungkasnya. (hms5/arp)