TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Perikanan Berau Tentram Rahayu, sebut, pandemi Coronavirus Disesase 2019 (Covid-19) juga berdampak pada pendapatan nelayan di Bumi Batiwakkal.
Katanya, saat pandemi corona, pendapatan para nelayan menurun hingga 50 persen. Itu karena seluruh nelayan terpaksa mengurangi aktivitasnya untuk melaut. “Hal ini juga dapat dilihat dari kurangnya rekomendasi BBM Subsidi yang kami keluarkan untuk nelayan," ujarnya.
Berkurangnya jam melaut para nelayan juga lanjutnya berdampak pada ekspor ikan seperti Bawal, Kakap Putih dan berbagai jenis ikan lain ke Tawau, Malaysia.
"Alasannya karena tak bisa melakukan pengiriman ke Tawau, kan saat ini Malaysia tengah menerapkan Lockdown," terangnya. Namun hal itu berbeda dengan ekspor Ikan Kerapu ke Hongkong yang memang tidak menutup total wilayahnya. “Tentunya seluruh nelayan juga diminta menerapkan protokol kesehatan seperti tidak berkerumun untuk mencegah penularan Covid-19,” sambungnya.
Sementara pengiriman ikan ke Bontang, Samarinda dan Balikpapan harus menempuh jalur darat. Tentu hal itu akan membuat pengeluaran para neyalan menjadi lebih besar. "Karena itu pengiriman ikan juga menjadi berkurang 30 hingga 40 persen,” tutup Tentram. (*/oke/sam)