Khawatir Muncul Klaster Sekolah

- Selasa, 2 Juni 2020 | 19:08 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB - Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai 13 Juli 2020 mendatang. Namun belum ada keputusan apakah aktivitas belajar di sekolah sudah dibuka atau masa belajar di rumah dengan sistem online diperpanjang.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Suprapto mengatakan, pihaknya belum mengambil keputusan apakah aktivitas belajar dari rumah diperpanjang atau belajar dengan tatap muka di sekolah. Sebab pihaknya masih menunggu keputusan dan instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Untuk aktivitas sekolah kami masih menunggu instruksi juga. Tahun ajaran baru kan masih sebulan lebih,” kata Suprapto, Senin (1/6).

Metode belajar tahun ajaran baru bakal bergantung pada perkembangan kondisi pandemi Covid-19. Syarat membuka kembali aktivitas sekolah pun nantinya bakal diumumkan Kemendikbud. “Yang terpenting adalah keselamatan anak-anak dan guru dari wabah Covid-19 ini,” kata Suprapto.

Suprapto mengakui, hingga saat ini, proses belajar dari rumah belum dicabut. Meski diakuinya belajar dari rumah dengan sistem online awalnya kurang efektif, karena belum terbiasa. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan tersebut menjadi hal biasa.

Selain itu ada beberapa wilayah yang tidak tersedia jaringan internet. Selain itu, tentu tidak semua orangtua memiliki perangkat pendukung atau handphone andorid yang bisa digunakan anaknya untuk belajar di rumah. Sehingga guru pun harus mengantar tugas ke rumah siswa tersebut.

“Ada dua sistem yang digunakan. Guru mengantar tugas ke rumah siswa. Atau siswanya dipanggil ke rumah guru secara bergantian,” pungkas Suprapto.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, dr Jusram pun menanggapi wacana dibuka kembali sekolah-sekolah pada Juli mendatang. Menurutnya, jika sekolah dibuka kembali saat pandemi belum berakhir, sangat berisiko bagi kesehatan dan keselamatan murid. Terlebih bagi mereka yang masih di bawah usia 12 tahun yang cukup rentan terpapar virus.

“Apakah mereka mengerti dan bisa disiplin menjalankan protokol kesehatan?" kata Jusram, kemarin.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum membuka kembali aktivitas di sekolah. Seperti kedisiplinan para murid.

“Yang harus dipertimbangkan apakah wilayah kita sudah aman dari wabah? Apakah tidak ada kasus baru? Dan paling penting apakah anak-anak bisa disiplin dengan segala aturan atau protokol kesehatan saat new normal,” jelasnya.

Jika pemerintah belum bisa mengendalikan serta menjamin hal-hal tersebut, lanjutnya, sebaiknya program belajar dari ruah diperpanjang. Jika dipaksakan untuk membuka sekolah pada masa pandemi belum berakhir, ia khawatir akan muncul klaster sekolah. “Risikonya munculnya klaster sekolah,” ujarnya.

Jusram berharap pemerintah mempertimbangkan secara matang serta melihat sisi medis saat aktivitas sekolah kembali dibuka di tengah pandemi. “Melihat kasus Covid-19 di Indonesia yang sampai saat ini masih bertambah sekitar 500 kasus baru per hari, mungkin perlu dipertimbangkan untuk membuka sekolah di tengah pandemi. Kami setuju dengan pemikiran dan prediksi pak Nadiem bahwa sekolah kemungkinan dilakukan di awal tahun. Tahun ajaran baru akan berubah,” pungkasnya. (*/hmd/*/mrt/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X