Cartridge TCM Sisa Satu

- Jumat, 5 Juni 2020 | 19:56 WIB
PERSIAPAN RDT: Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi memimpin perempuan terkait persiapan rapid test massal di Kabupaten Berau.
PERSIAPAN RDT: Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi memimpin perempuan terkait persiapan rapid test massal di Kabupaten Berau.

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan, rencana rapid test harus dipersiapkan matang-matang. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada RDT yang reaktif dan harus segera ditindak lanjuti dengan pemeriksaan swab, menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Alat ini harus dipersiapkan sebelum rapid test massal. Karena harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab untuk menghindari dampak sosial jika ada RDT reaktif,” kata Iswahyudi, yang ditemui usai menggelar pertemuan dengan pihak RSD Covid-19 dan RSUD dr Abdul Rivai, membahas persiapan rapid diagnostic test (RDT) massal di Berau.

Jika RDT reaktif, lanjutnya, stigma masyarakat langsung menyatakan bahwa orang tersebut positif corona. Padahal itu belum tentu. RDT reaktif itu tidak selalu tentang positif corona,” lanjutnya.

Iswahyudi menyebutkan, sebelumnya sudah melakukan lebih dari 1.000 RDT bersama pihak perusahaan. Ada kurang lebih 40 orang hasil RDT-nya reaktif. Tapi, setelah dilakukan swab, hasilnya negatif. Hal ini kata dia membuktikan bahwa RDT yang reaktif belum tentu swab-nya juga reaktif. “Kondisi inilah yang harus kami perhatikan. Jangan sampai stigma masyarakat ini jelek ke orang yang reaktif,” ungkapnya.

Yang menjadi permasalahan, lanjutnya, jika tes swab harus dikirim ke Samarinda atau pusat, tentu memerlukan waktu 5 sampai 7 hari. “Kalau tesnya di Berau, dua hari hasilnya sudah keluar,” katanya.

Karena itu, pihaknya tidak berani melakukan rapid test massal jika alat TCM belum siap. Apalagi stok cartridge saat ini menipis. Berau memang sudah ada alat TCM yang sudah sudah mendapatkan rekomendasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Kementerian Kesehatan.

“Cuma saat ini cartridge untuk TCM hanya sisa satu. Masalah ini sudah kami laporkan ke provinsi. Kemenkes pun sudah membaca. Jika ada persediaan, tentu akan dikirim ke Berau,” jelasnya.

“Opsi kedua, pusat siap menerima sampel swab dari Berau. Tetapi masalahnya butuh waktu cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Kurang lebih 5 hari,” lanjutnya.

Karena itu, sebelum rapid test massal, pihaknya mempersiapkan cartridge TCM. “Kalau pekan ini datang cartridge-nya, ya kami lakukan pekan ini juga. Satu hari bisa memeriksa 16 sampel,” jelasnya.

Terkait kurang setujunya bupati Berau dilakukan RDT massal, menurut Iswahyudi bupati melihat dampak sosialnya. Sementara pihaknya melihatnya dari dampak teknis. Hal ini juga kata dia harus disinkronkan. Jangan sampai dampak sosialnya besar, tetapi jika tidak dilakukan rapid test massal, kondisi masyarakat di luar juga tidak diketahui. “Ketika sudah dinyatakan tenang, tapi ternyata ada kasus baru di luar. Itu tujuan rapid test massal ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso menuturkan, pihak rumah sakit siap menerima pasien jika saat RDT massal ada yang reaktif dan setelah pemeriksaan swab ternyata positif. Ia menuturkan, untuk pasien positif memang cocok ditempatkan pada ruangan isolasi yang memiliki tekanan negatif. “Untuk ruangan kami telah siap. Alat pemeriksaan swab pun sebenarnya siap. Cuma masih menunggu kiriman cartridge,” ujar Nurmin, kemarin (4/6). (*/hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X