Tak Boleh Panik, meski Khawatir Terpapar Virus

- Minggu, 14 Juni 2020 | 19:25 WIB
LAWAN SARA TAKUT: Ika salah satu relawan PMI Berau yang aktif turun lapangan membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
LAWAN SARA TAKUT: Ika salah satu relawan PMI Berau yang aktif turun lapangan membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Terdorong rasa kemanusiaan, membuat Wahyu Ika Putri tertarik menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Berau sejak masih berstatus pelajar. Bahkan kegiatannya berlanjut setelah hingga saat ini.

Marta, Tanjung Redeb

Sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Bumi Batiwakkal –sebutan Kabupaten Berau-, Wahyu Ika Putri berkomitmen tetap melakukan tugas kemanusiaan. Meski ancaman virus mengintai dirinya dan teman-teman seperjuangan di Markas PMI Berau.

Bukan tidak takut terpapar virus seperti beberapa pasien yang dinyatakan positif Covid-19 kala itu, namun hasratnya melaksanakan tugas sebagai relawan orang banyak, tidak bisa dia bendung. Terlebih kala pandemi, tidak banyak orang yang berani keluar rumah apalagi untuk membantu orang lain di daerah yang tercatat sebagai zona merah.

"Saat Berau sudah dinyatakan ada satu orang yang positif terpapar corona, kami tetap turun ke lapangan. Tim dibagi dua. Relawan pria tugasnya penyemprotan desinfektan di beberapa kawasan permukiman. Yang perempuan tim promosi kesehatan (promkes). Bertugas memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat seputar menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari virus corona. Itu pertama kali ada yang positif, masyarakat banyak yang panik. Tapi kami tidak boleh panik. Walaupun sebenarnya ada kekhawatiran, tapi tetap dalam hati berusaha melawan rasa takut dengan tetap jaga diri,” kisah perempuan kelahiran Samarinda, 27 Januari 1990.

Sejak saat itu, dirinya menjalankan tugas sebagai relawan PMI yang berbeda dari sebelumnya. Setiap kali terjun ke lapangan, timbul rasa khawatir, namun kemudian rasa itu tersingkir dengan besarnya rasa tanggung jawab sebagai relawan kemanusiaan. Ika dan timnya termasuk cukup berpeluang terinfeksi ketika berada di lingkungan pasien positif Covid-19.

"Saat itu setiap kali ada yang positif, maka saya dan teman-teman promkes  bergabung bersama tim spraying menuju lokasi rumah pasien yang terinfeksi. Di sana kami melakukan penyemprotan disinfektan dan memberikan dukungan dan imbauan kepada masyarakat sekitar untuk tidak mengucilkan warga yang terinfeksi," lanjutnya.

Selain melalukan promkes kepada masyarakat, Ika juga kerap kali menjadi relawan yang turun menyalurkan sembako kepada masyarakat yang terdampak pandemi. Terkadang dia mendapati momen mengharukan saat menyerahkan bantuan kepada masyarakat tidak mampu. Dari situ, dia kemudian kembali mengucap banyak syukur atas hidup yang dia miliki saat ini.

"Saya jadi relawan ini terkadang bisa menyadarkan diri sendiri bahwa ketika saya susah, masih ada yang lebih kesusahan. Dan setiap menemui hal demikian, saya seakan diingatkan untuk terus bersyukur dengan hidup yang saya miliki," tutur perempuan yang hobi membaca ini.

Pengalaman demi pengalamannya menjadi relawan perlahan membentuk pribadi yang lebih kuat dan tangguh pada dirinya. Meski kini telah berkeluarga, namun dia tetap menjalankan tugasnya sebagai relawan PMI. Kegiatannya ini tentunya mendapat dukungan sang suami.

“Alhamdulillah suami mendukung juga apa yang saya lakukan selama tidak mengabaikan tugas saya sebagai seorang istri. Bahkan suami adalah orang yang selalu memberi saya semangat, apalagi saat menjalankan tugas di masa pandemi ini,” tutupnya. (*/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X