Kerap Dijauhi Teman karena Takut Jadi Pembawa Virus

- Rabu, 17 Juni 2020 | 20:13 WIB
TETAP TERSENYUM: Meski kerap tak direspons baik, namun sebagai relawan Covid-19, Riony tetap tersenyum dan berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya protokol kesehatan.
TETAP TERSENYUM: Meski kerap tak direspons baik, namun sebagai relawan Covid-19, Riony tetap tersenyum dan berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya protokol kesehatan.

Menjadi relawan seperti sebuah cita-cita bagi Riony. Bahkan dia memilih kuliah jurusan Keperawatan agar bisa profesional membantu atau menolong orang lain seperti korban kecelakaan maupun bencana alam.

 

Marta, Tanjung Redeb

 

Sejak 2016, Riony Gusbaniansyah, pria kelahiran Berau, 26 Agustus 1998 ini, sudah bergabung menjadi relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Berau. Motivasinya tentu karena panggilan jiwa yang tidak dapat dia palingkan agar bermanfaat bagi orang lain dan menjadi penolong bagi yang kesusahan.  

Bagi Riony, menjadi relawan adalah panggilan jiwa. Dia sangat senang mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, baik di lingkungan kampus, maupun langsung terjun ke masyarakat.

“Pengalaman saya menjadi relawan berawal dari kuliah Jurusan Keperawatan di Kaltara. Dengan ilmu yang saya dapatkan dari kuliah, sangat membantu saya dalam kegiatan relawan. Menjadi relawan tidaklah nyaman bagi mahasiswa terutama saya sendiri kala itu. Waktu harus dibagi untuk kuliah, relawan dan di rumah," kata alumni SMA Muhammadiyah tahun 2016 ini.

 

Bahkan di masa-masa sulit seperti pandemi saat ini, pria penggemar olahraga futsal ini tetap mantap turun ke lapangan sebagai relawan Covid-19. Mulai dari bertugas menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan yang disebut zona merah, hingga menjaga pintu masuk pasar induk Sanggam Adji Dilayas (SAD) membantu Gugus Tugas Penaganan Covid-19 memastikan penerapan protokol kesehatan oleh pengunjung.

Di saat menjadi relawan Covid-19, banyak hal yang dia temui. Salah satunya tidak semua masyarakat mau mematuhi atau menerima masukan terkait protokol kesehatan. Bahkan ada yang menganggap remeh ketika dirinya berupaya untuk meyakinkan bahaya virus corona.

“Siang malam kami melakukan sosialisasi tentang Covid-19 serta melakukan penyemprotan. Tapi terkadang masih mendapat respons negatif dari masyarakat. Bahkan dianggap remeh. Terkadang kerabat atau teman saya juga menolak atau risih jika saya berkunjung ke rumah mereka, karena takut saya jadi pembawa virus setelah beraktivitas sebagai relawan Covid-19," kisahnya.

Meski mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan, Riony tidak menyerah menjalankan tugas sebagai relawan. Bahkan dia berharap tetap diberikan kesehatan selama masa pandemi agar bisa terus melakukan tugasnya mengingatkan masyarakat betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi corona. 

“Semoga kami selalu diberi kesehatan agar tetap menjadi bagian dari garda terdepan penanganan Covid-19 ini. Tentunya kami juga tetap berdoa agar pandemi ini segera berlalu, supaya kita tidak lagi waswas saat berkumpul bersama teman dan keluarga," harapnya. (*/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X