Setahun, Pengikisan Diperkirakan hingga 6 Meter

- Senin, 22 Juni 2020 | 19:21 WIB
DARATAN MAKIN BERKURANG: Salah satu bangunan resort yang tenggelam akibat abrasi pantai di Pulau Derawan.
DARATAN MAKIN BERKURANG: Salah satu bangunan resort yang tenggelam akibat abrasi pantai di Pulau Derawan.

PULAU DERAWAN – Pulau Derawan bukan sekadar menjadi destinasi wisata andalan Berau, tapi juga menjadi andalan Kaltim.

Ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara, telah mengunjungi pulau dengan luas sekitar 44,77 hektare yang dihuni 440 Kepala K (KK) dengan 1.560 jiwa tersebut.

Namun, luasan daratan di pulau tersebut, diduga terus mengalami pengikisan setiap tahunnya, disebabkan abrasi pantai yang tak kunjung bisa teratasi.

Kepala Kampung Pulau Derawan Bahri mengungkapkan, sudah ada beberapa bangunan yang hilang tergerus abrasi. Seperti landasan helikopter, lapangan voli, hingga salah satu bangunan resort yang tinggal menyisakan bagian atapnya saja, saat air laut tengah pasang.

Diutarakan Bahri, abrasi pantai di Derawan sudah terjadi sejak 2014 lalu. Disebutnya, pengikisan daratan pantai Pulau Derawan bisa mencapai 5 hingga 6 meter tiap tahunnya.

“Saat ini sudah tergerus hampir 28 meter. Seperti yang kelihatan itu, satu rumah lagi nyaris roboh. Sudah miring,” katanya saat ditemui di kediamannya kemarin (21/6).

Sebagai pemimpin di kampung tersebut, Bahri sebenarnya sudah berusaha untuk mengamankan daratan wilayahnya. Dengan mengusulkan proyek penanganan abrasi pantai dalam gelaran musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Bahkan sudah tiga kali usulan tersebut disuarakannya. Tapi, walau sudah tiga kali diusulkan, maka sudah tiga kali juga pihaknya harus gigit jari, karena upaya penanganan yang diharapkan tak kunjung terealisasi.

Menurut Bahri, kegiatan penanganan abrasi pantai Pulau Derawan, membutuhkan dana yang sangat besar. Jika tidak, mungkin penanganannya sudah dilakukan menggunakan alokasi dana kampung (ADK). “Tapi biayanya sangat besar, sementara ADK di sini (Pulau Derawan) cuma Rp 2,8 miliar. Itupun sudah digabung dengan yang dari APBN (Dana Desa),” jelasnya.

Yang dikhawatirkan jika penanganan abrasi terus diabaikan, maka Pulau Derawan bisa tinggal nama saja nantinya. “Sebenarnya tahun 2017 lalu, sudah pernah dilakukan peninjauan untuk membuat proyek pemecah ombak. Mereka di sini hampir setengah bulan, ukur sana, ukur sini. Bahkan mengukur kedalaman (air) juga. Tapi setelah itu tidak ada lagi tindak lanjutnya,” ungkapnya.

Bahri berharap, ada langkah konkret dari Pemkab Berau untuk mengatasi abrasi pantai di pulau tersebut. “Derawan kan masuk wisata bahari andalan provinsi, bahkan nasional. Masa tidak ada perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat,” pungkasnya. (hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X