Garap Vertikultur untuk Solusi Lahan Sempit

- Rabu, 24 Juni 2020 | 19:57 WIB
MANFAATKAN PEKARANGAN: Samsiah menunjukkan hasil bercocok tanam bunga miliknya.
MANFAATKAN PEKARANGAN: Samsiah menunjukkan hasil bercocok tanam bunga miliknya.

Bercocok tanam belakangan sepertinya menjadi tren di kalangan masyarakat. Masyarakat memanfaatkan waktu luang di rumah selama pandemi dengan menanam. Salah satunya yang dilakukan Samsiah Nawir.

 

Marta, Tanjung Redeb

 

Berawal dari mendapat oleh-oleh beberapa pot bunga dari sang kakak, Samsiah Nawir, kini jadi tergila-gila dengan kegiatan menanam bunga.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdinas di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kemudian memulai langkahnya sebagai pencinta tanaman dengan membentuk sebuah komunitas menanam. Beranggotakan teman-teman dekatnya, perempuan yang biasa di sapa Samsiah ini sempat membuat sebuah tantangan untuk anggota komunitas. Salah satunya adalah tantangan menanam atau planting challenge yang dilaksanakan sekitar Januari lalu. 

Tantangan itu dilakukan agar anggota komunitas tergerak untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang ada, sekecil apapun itu. Yang kemudian memunculkan kreativitas dengan mengolah sampah plastik, botol plastik, dan apa saja yang bisa mereka kreasikan, bahkan seperti sepatu dan panci bekas.

Meski sempat vakum mengurus tanaman akibat mewabahnya virus corona awal Maret lalu, namun kini semangat menanam kembali mengguncang jiwa bercocok tanamnya. "Lalu saya kembali bergelut dengan tanaman-tanaman saya, selama WFH (Work From Home) berlangsung, ya sambil mencari kegiatan yang bermanfaat," katanya, saat berbincang-bincang dengan Berau Post, kemarin (23/6). 

Setiap hari, Samsiah mengaku semakin jatuh cinta pada tanaman dan mulai terobsesi. Bahkan dia terus berusaha menanam tanaman baru serta memperbaharui media tanam miliknya. Termasuk memberi pupuk hingga mempelajari nama-nama bunga beserta karakteristiknya.

“Setiap hari saya posting perkembangan tanaman saya di media sosial Facebook. Berharap banyak yang terinspirasi, mulai sekadar pamer bunga, pamer pot, pamer kegiatan membuat taman dengan caption menarik," kisahnya.

Satu per satu temannya kemudian mulai mengikuti jejaknya untuk bercocok tanam. Melihat itu, Samsiah semakin bersemangat dan yakin bahwa apa yang diunggah di media sosial ternyata menginspirasi banyak orang. 

Kegemarannya menanam bunga itu kemudian dilirik oleh beberapa orang yang memang sudah lebih dulu terjun ke dunia bercocok tanam. Mereka kemudian mengajaknya untuk bergabung pada sebuah grup vertikultur.

Vertikultur merupakan budaya cocok tanam menggunakan media yang pada umumnya pipa paralon secara vertikal dan memiliki lebih banyak lubang tanam. Lahan yang digunakan untuk satu pot paralon, kata Samsiah, tidak lebih dari 30x30 cm untuk sekitar 30 lobang tanam ukuran tinggi 1,3 meter.

"Secara horizontal, kita butuh tempat yang luas untuk 30 polybag atau pot. Tapi dengan vertikultur, bisa lebih minim. Vertikultur sendiri bisa jadi solusi untuk memenuhi bahan pangan khususnya sayur-mayur seperti cabai, sawi, daun sup, kangkung, bayam dan lain-lain," bebernya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X