Terkendala Biaya Ganti Alat Bantu Jantung

- Jumat, 26 Juni 2020 | 19:28 WIB
BUTUH ULURAN: Muhammad Insanul Zaherud Daulah, bocah penghafal Alquran ini menderita jantung bocor. Kini dia memerlukan uluran tangan dermawan untuk membatu biaya mengganti alat bantu jantung.
BUTUH ULURAN: Muhammad Insanul Zaherud Daulah, bocah penghafal Alquran ini menderita jantung bocor. Kini dia memerlukan uluran tangan dermawan untuk membatu biaya mengganti alat bantu jantung.

Keterbatasan yang dimiliki tidak menjadi penghalang Muhammad Insanul Zaherud Daulah menjadi seorang Hafiz. Justru keterbatasan itu menjadi sebuah keistimewaan untuk dirinya.

Marta, Tanjung Redeb

Lantunan ayat suci Alquran terdengar merdu saat menginjakkan kaki di depan pintu rumah Nurhadi dan Dian, orangtua Zaher, di Jalan Pangeran Hidayatullah, Gang Cipinang, Tanjung Redeb. Di rumah bernomor 37 itu, tampak beberapa bocah perempuan masih menggunakan mukena dan memegang Alquran. Mereka adalah kakak dan adik-adik perempuan Zaher, bocah laki-laki berusia 8 tahun pengidap jantung bocor. Dengan senyuman manis, mereka menyambut kedatangan kami.

Lantunan ayat suci pun terhenti tatkala sang ibu, Dian, menyusul anak-anaknya menyambut kami. Rupanya, Dian sedang menemani anak lelakinya itu menyelesaikan hafalannya. Kesan pertama yang muncul saat menyambut kami, Dian menampakkan keramahannya sebagai tuan rumah. Perempuan berhijab itu mempersilakan kami masuk, beberapa saat kemudian teh manis tersaji.

Dian duduk di samping anak-anaknya. Di sudut-sudut ruang tamunya tampak papan tulis ukuran kecil dan meja belajar. Di atasnya ada beberapa Alquran.

Setiap hari, Dian menjadi guru mengaji untuk kelima anaknya. Sedang sang suami, Nurhadi, mencari nafkah dengan menjadi petugas kebersihan di salah satu toko kue di Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb. Pada waktu luangnya, sang suami juga bekerja sebagai driver Gojek, untuk menambah penghasilannya.

Dari kelima buah hatinya, Zaher adalah anak yang bisa dibilang memiliki keistimewaan. Sejak lahir 19 Maret 2012 lalu, Zaher sudah divonis menderita jantung bocor. Tubuhnya yang mungil di usia 9 bulan, sudah harus merasakan pedihnya jarum suntik dan peralatan di meja operasi. Tidak cukup sekali, selama hidupnya, Zaher sudah merasakan tiga kali operasi untuk proses pemasangan alat bantu di tubuhnya, tepatnya di bagian perut dan dadanya.

Tanpa alat bantu itu, kata Dian, Zaher yang kini duduk di bangku sekolah dasar kelas 2 ini, tidak bisa bernafas normal. Bahkan terkadang jika terlalu banyak mengonsumsi cairan, Zaher mengalami bengkak pada bagian-bagian tertentu di tubuhnya. Alat bantu yang di tanamkan dalam tubuh Zaher menjadi sebuah kebutuhan utama baginya untuk dapat hidup seperti anak-anak lainnya. Dia juga tidak bisa terlalu lelah saat melakukan sesuatu.

"Setiap tahun kami harus kontrol kondisi alat bantu yang dipasangkan di dalam tubuhnya (Zaher). Untuk kontrol kami harus ke rumah sakit khusus jantung di Jakarta, soalnya di Samarinda atau Balikpapan belum bisa,” kata Dian, saat berbincang-bincang dengan media ini, kemarin (25/6).

Alat bantu yang dipasang di tubuh Zaher sejak tahun 2014 lalu, lanjut Dian, saat ini sudah waktunya untuk diganti. Namun bagi keluarga mereka, biaya untuk mengganti alat itu tidak murah. Biaya operasinya bisa mencapai Rp 150 juta.

“Untuk operasi pemasangan pertama kali dulu, pembiayaannya kami dibantu perusahaan. Karena untuk biaya sendiri, kami tidak mampu, apalagi suami saya penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan anak-anak dan rumah tangga sehari-hari," beber perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat, itu.

Meski tidak pernah meminta, namun bantuan dari dermawan kerap mengalir untuk Zaher. Bahkan kini mereka membuka pintu donasi untuk Zaher, yakni melalui Baznas Berau, sebagai lembaga resmi yang ada. Namun kini, jumlah bantuan belum mencukupi untuk proses penggantian alat bantu di tubuh bocah penghafal Alquran itu.

Dian berharap, dirinya dan suami dapat segera mencukupi kekurangan biaya untuk mengganti alat bantu untuk Zaher. Namun jika ada dermawan yang mau membantu, dirinya berpesan agar bantuan disalurkan langsung melalui Baznas Berau.

“Selama ini kami diakomodasi melalui Baznas. Kalau ada dermawan yang memberikan bantuannya, mereka langsung melalui Baznas. Tapi jika bantuan yang terkumpul untuk anak kami ini sudah cukup untuk operasi, kelebihannya bisa disalurkan untuk mereka yang membutuhkan juga,” imbuhnya. “Semoga kami bisa segera memberikan alat bantu yang baru untuk Zaher. Karena memang sudah waktunya untuk diganti,” tutupnya. (*/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X