Naik Motor ke Samarinda, kini Menanti Operasi Ketiga

- Senin, 29 Juni 2020 | 15:42 WIB
PASCAOPERASI: Didin bersama anaknya yang masih dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
PASCAOPERASI: Didin bersama anaknya yang masih dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Sejak lahir tidak memiliki lubang kencing, membuat Rizky harus menanggung rasa sakit setiap kali ingin buang air.

 

MARTA, Tanjung Redeb

 

Rizky, bocah yang belum genap berusia 2 tahun ini baru saja menjalani operasi kedua untuk pembuatan lubang kencing di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, Selasa (23/6) lalu.

Usai operasi yang cukup menyita waktu itu, kondisi Rizky perlahan membaik, meski belum sepenuhnya.

Namun kata dokter yang menanganinya, Rizky masih harus mengonsumsi obat-obatan paten agar kondisinya bisa segera pulih. Kemudian akan dilakukan operasi ketiga sekitar 6 bulan yang akan datang.

Harga obat-obatan yang harus dikonsumsi Rizky tidaklah murah bagi Didin dan Indriani, kedua orangtua Rizky. Yakni berkisar Rp 400 ribu untuk pemakaian hingga 10 hari.

Didin sebagai kepala keluarga, kini hanya menggantungkan hidup sebagai petugas keamanan di Taman Cendana, Tanjung Redeb. Di waktu liburnya, Didin juga berjualan es krim keliling kampung. Es krim yang dia jual diambil dari agen, kemudian Didin menerima keuntungan yang hanya cukup untuk menutupi keperluan sehari-hari.

"Biaya operasi kemarin memang kami pakai BPJS, tapi pascaoperasi, anak saya ini harus minum obat yang lebih paten dan itu tidak ditanggung BPJS. Sementara saya selama di Samarinda tidak bekerja, jadi gaji yang saya terima tidak penuh seperti biasa. Belum lagi untuk biaya hidup di sini, karena sampai sekarang belum bisa balik ke Berau,” kisah warga Berau yang bermukim di Jalan Gunung Panjang, Tanjung Redeb, kepada Berau Post, Sabtu (27/6).

Didin mengaku tidak tahu lagi harus berbuat apa, sehingga dia pun harus menyingkirkan egoisnya agar sang anak dapat diberikan obat-obatan yang layak, serta dirinya dan sang istri pun dapat dengan tenang menemani Rizky selama masa pengobatan.

"Saya sebenarnya tidak pernah mau menyusahkan orang lain, apalagi sampai meminta-minta. Tapi kondisi seperti ini saya rasa membuat saya terdesak juga. Dan saya juga sudah bilang sama saudara-saudara saya, jangan malu kalau melihat foto Rizky di mana-mana, karena sudah beberapa teman menyarankan untuk membuka donasi untuk anak saya," ucapnya.

Rizky berangkat dari Berau menuju Samarinda dengan kedua orangtuanya menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan yang tidak sebentar itu, membuat kondisi Rizky sempat memburuk.

Bahkan kini, Didin terpaksa menjual sepeda motor miliknya untuk menyambung kehidupan selama berada di Samarinda.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X