TANJUNG REDEB – Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengunjungi Muhammad Insanul Zaherud, bocah 8 tahun penderita jantung bocor, di kediamannya di Jalan Pangeran Hidayatullah Gang Cipinang, Tanjung Redeb.
Selain ingin melihat kondisi Zaher, wabup yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Berau menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp 45 juta. Bantuan itu hasil donasi dari masyarakat, instansi dan perusahaan yang dikumpulkan relawan PMI Berau. “Ini bantuan dari beberapa donatur. Memang belum cukup untuk biaya operasi Adik Zaher. Semoga bisa membantu meringankan beban keluarga,” ujar Agus Tantomo, Senin (29/6).
Zaher divonis dokter mengalami jantung bocor sejak ia berumur 9 bulan. Saat itu bocah kelahiran 19 Maret 2012 lalu, harus dioperasi untuk pemasangan alat bantu untuk memudahkan dia bernapas. Tidak cukup sekali, selama hidupnya, Zaher sudah merasakan tiga kali operasi pemasangan alat bantu di tubuhnya, tepatnya di bagian perut dan dadanya.
Agus mengaku bangga dan haru melihat perjuangan Zaher yang masih duduk di bangku kelas II sekolah dasar. Meski kondisi kesehatannya tidak seperti anak-anak normal seusianya, namun tidak menjadi penghalang menjadi seorang Hafiz. Kini di usia 8 tahun ia telah hafal 4 juz. “Rencananya akan melakukan operasi ke empat. Dengan biaya mencapai Rp 250 juta,” kata wabup.
Zaher pertama kali terbaring di meja operasi pada 2014 lalu. Dokter memasang alat bantu pernapasan di tubuh mungilnya. Zaher harus melakukan kontrol sekali setahun, untuk memastikan alat bantu di tubuhnya berfungsi dengan baik. “Untuk kedepannya, bantuan akan ditangani Baznas,” lanjut Agus Tantomo.
Sementara itu, Nurhadi, ayah Zaher, bekerja sehari-hari sebagai cleaning servis di salah satu toko di kawasan Jalan Teuku Umar. Untuk menambah penghasilan, ia bekerja sebagai ojek online. Tentu dengan biaya operasi mencapai Rp 250 juta bukan jumlah yang sedikit bagi kedua orangtua Zaher. Nurhadi pun mengucap syukur karena bantuan untuk biaya operasi anaknya terus mengalir.
“Alhamdulillah, bantuan ini akan kami gunakan untuk membawa Zaher berobat di Jakarta. Sudah saatnya untuk ganti alat bantu,” katanya.
Ia menceritakan, 2014 lalu, biaya operasi anak ketiganya tersebut mencapai Rp 150 juta. Pada saat itu, biaya operasi masih menjadi tanggungan perusahaan. Namun kini, untuk operasi keempat, dirinya sendiri harus berjuang mendapatkan uang Rp 250 juta untuk biaya operasi itu. “Saya ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan yang diberikan kepada keluarga saya. Saya minta doanya agar anak saya bisa sembuh,” ujarnya. “Ini bukan musibah. Ini anugerah dari Tuhan untuk keluarga kami,” pungkasnya. (*/hmd/har)