Permudah Akses, Jadi Urat Nadi Perekonomian

- Senin, 6 Juli 2020 | 19:29 WIB
PENGHUBUNG ANTAR KAMPUNG: Jembatan Agathis telah rampung dan sudah mulai dimanfaatkan masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Tumbit Dayak dan Long Lanuk, Sambaliung.
PENGHUBUNG ANTAR KAMPUNG: Jembatan Agathis telah rampung dan sudah mulai dimanfaatkan masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Tumbit Dayak dan Long Lanuk, Sambaliung.

Sebagai penunjang arus mobilitas ekonomi, Jembatan Agathis menjadi infrastruktur yang mempermudah akses dan membantu aktivitas perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Tumbit Dayak dan Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung.

SUMARNI, Sambaliung

Dibangun sejak Juli 2019, Jembatan Agathis mulai dimanfaatkan masyarakat sejak Mei 2020. Jembatan yang terbentang sepanjang 120 meter menyeberangi Sungai Kelay, dibangun melalui realisasi CSR PT Berau Coal sebagai bentuk komitmen tinggi perusahaan dalam menjaga keselamatan warga.

Komitmen itu, selaras dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 77K/90/MEM/2019 tentang Objek Vital Nasional (Obvitnas) dan Kepmen ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.

Bupati Berau Muharram mengapresiasi selesainya pembangunan jembatan yang telah lama dinanti masyarakat. Hal itu juga menjawab kebutuhan akan prasarana transportasi masyarakat di dua perkampungan di Kecamatan Sambaliung, yakni Kampung Tumbit Dayak dan Long Lanuk.

Selama ini masyarakat mengandalkan perahu ketinting untuk menyeberangi sungai. Namun kini telah ada jembatan yang tentu akan memudahkan akses masyarakat, dan semakin mendorong pergerakan ekonomi di Kampung Tumbit Dayak dan sekitarnya.

Muharram berharap jembatan ini semakin memudahkan dalam menggerakkan distribusi barang dan jasa bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat Tumbit Dayak yang berada di kawasan lingkar tambang, tidak perlu lagi melintasi jalan atau kawasan pertambangan. Sehingga bisa meminimalisasi terjadinya kecelakaan.

“Ini tentu akan semakin memudahkan masyarakat dalam distribusi barang dan jasa di Tumbit Dayak,” ungkapnya.

Keberadaan jembatan ini juga diharapkannya menjadi kemudahan bagi Tumbit Dayak sebagai salah satu desa wisata di Bumi Batiwakkal. Wisatawan yang datang tentunya juga akan semakin mudah menjangkau kampung di bantaran Sungai Kelay ini. “Keberadaan jembatan dapat menjadi penunjang pengembangan sektor pariwisata di perkampungan sekitar jembatan,” ucapnya.

 

Untuk itu, Muharram berharap masyarakat turut berkontribusi untuk menjaga jembatan agar tetap terjaga dengan baik dan pemanfaataannya bisa untuk jangka panjang. “Sehingga sampai anak cucu kita bisa memanfaatkan jembatan ini,” ungkapnya.

Masyarakat dikatakan Muharram, perlu melakukan pengawasan bersama, agar kendaraan yang melintas juga sesuai dengan kapasitas jembatan. Jangan memaksimalkan beban kendaraan yang melebihi dari kemampuan jembatan. Karena Jembatan Agathis ini menjadi alternatif lain, melalui jalur hauling perusahaan pertambangan batu bara yang beroperasi di wilayah tersebut.

Jalur hauling merupakan akses khusus transportasi batu bara yang memiliki risiko bahaya tinggi. Apalagi, dimanfaatkan warga sebagai akses mobilitas. “Maka itu, untuk menjauhkan risiko, Jembatan Agathis dibangun sebagai fasilitas penghubung antarkampung, jadi diimbau warga tidak lagi melalui jalan hauling batu bara tersebut,” katanya. 

“Jadi, saya minta warga tidak lagi melintas di jalur hauling perusahaan, karena membahayakan,” sambungnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB
X