Mampu Bertahan dengan Berjualan via Online

- Senin, 6 Juli 2020 | 19:46 WIB
PENJUAL PAKAIAN: Para pedagangan pakaian di Pasar Sanggam Adji Dilayas saat menjajakan jualannya.
PENJUAL PAKAIAN: Para pedagangan pakaian di Pasar Sanggam Adji Dilayas saat menjajakan jualannya.

TANJUNG REDEB – Pandemi Covid-19 terus-menerus menjadi biang kerok akan turunnya omzet semua sektor usaha saat ini, seperti misalnya penjualan pakaian. Ada yang mengalami kerugian hingga ada pula yang mampu bertahan dengan berjualan via online.

Seorang pemilik toko baju, Nunung mengatakan, selama pandemi Covid-19 berlangsung, penjualannya mengalami penurunan seiring dengan sepinya pelanggan. Meski saatnya mulai kembali ramai lagi, setelah pemerintah mulai menerapkan new normal.

“Sempat sepi pelanggan pas awal Covid-19 dulu, untungnya karena new normal mulai kembali lah ada (pembeli, red), tapi tidak seperti dulu ramainya,” katanya kepada awak media ini.

Akibat minimnya pendapatan, dirinya mengaku harus mengurangi jumlah karyawan di tokonya. Agar bisa menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran usahanya. “Sulit juga harus memberhentikan dua karyawan saya, tapi itu mau tidak mau saya lakukan karena keadaannya memang sulit,” terangnya.

Sementara itu, hal berbeda justru disampaikan pemilik toko lainnya, Verawati. Dirinya mengaku penjualan di tokonya hingga saat ini tetap stabil, meski tengah berlangsung pandemi Covid-19. “Mungkin karena saya buka toko online dan offline,” ujarnya.

Bahkan, dirinya menyampaikan, dalam satu bulan ia bisa menghasilkan sekira Rp 15 juta dengan mayoritas didapatkan dari penjualan online. “Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, harusnya bagi yang membuka usaha bisa aktif di media sosial. Karena itu sangat membantu sekali untuk berbisnis,” ungkapnya.(*adf/arp)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X