TANJUNG REDEB – Di balik menurunnya pendapatan usaha jasa laundry yang ada di Berau. Hal yang berbanding terbalik justru terjadi pada penjualan jamu yang malah mengalami peningkatan di masa pandemi Covid-19.
Hal ini dirasakan penjual jamu keliling, Sugiem yang mengaku penjualan jamu dagangannya mengalami peningkatan drastis. “Di awal-awal pandemi sebenarnya sempat menurun penjualannya. Tapi sekarang, tepatnya setelah lebaran sudah mulai banyak lagi yang beli,” katanya.
Meningkatnya jumlah pembeli jamunya dalam satu bulan terakhir ini, tak terlepas dari keputusannya menurunkan harga jual jamunya. Di mana sebelumnya ia menjual jamu paling murah di kisaran Rp 7 ribu, saat ini harga jamunya yang paling murah sekitar Rp 3 ribu.
Perihal pendapatannya selama ini, ia tidak menyebutkan secara pasti. Hanya saja, ia mengatakan pendapatannya cukup untuk mengembalikan modalnya untuk berjualan kembali. “Apalagi di masa pandemi ini, kalau untuk keuntungan bersih biasanya sangat sedikit dari sebelumnya. Karena pengaruh harga juga yang saya turunkan,” terangnya.
Pedagang jamu lainnya, Marni Yati juga mengaku penjualannya dalam beberapa pekan terakhir mulai kembali stabil. Hal ini tak terlepas dari kepercayaan banyak masyarakat, bahwa mengonsumsi jamu bisa menjaga kesehatan.
“Sebenarnya untuk pendapatan belum stabil. Tapi kalau hitungan bersihnya itu ya berkisar Rp 200 ribu sampai seterusnya pada saat ini,” singkatnya. (*adf/arp)