TANJUNG REDEB – Adanya kebijakan baru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memperbolehkan benih lobster dan lobster dijual ke luar negeri, hendaknya dilihat sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan.
“Berau punya potensi besar, sudah saatnya sektor perikanan di Berau memberikan nilai lebih untuk masyarakat,” sebut SAB Lestiawan, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Balikpapan, ketika ditemui di Tanjung Redeb kemarin (14/7).
SAB menyampaikan, potensi perikanan di Berau sangat besar. Tak hanya dari kelautan, tapi juga sungai hingga budidaya. Namun hingga saat ini, pendapatan asli daerah dari sektor ini belum maksimal.
Atas alasan itulah, ia berharap, Berau bisa serius menggarap sektor perikanan ini agar memiliki nilai tambah yang lebih maksimal. SAB mengakui, dibukanya kantor Balai Karantina Ikan di Berau salah satunya untuk mendukung sektor ini agar lebih berkembang.
“Seharusnya, tahun ini sudah ada rencana membangun kantor. Tapi karena pandemi, sementara dana dialihkan,” sambungnya.
Rencananya, kantor Balai Karantina Ikan berlokasi dekat dengan Bandara Kalimarau, Berau. Sehingga, memudahkan masyarakat yang memerlukan perizinan sebelum melakukan ekspor hasil perikanan melalui bandara tersebut.
Ditambahkan, dibukanya regulasi ekspor benih lobster hendaknya dijadikan kesempatan dan tidak dimanfaatkan oleh orang luar saja. Untungnya, ada satu perusahaan di Berau juga mendapatkan kuota ekspor benih lobster. SAB mengaku bangga ada satu perusahaan dari Berau yang mendapatkan izin ekspor tersebut, dan itu merupakan satu-satunya perusahaan di Kalimantan.
Selama ini, hasil perikanan di Berau, lebih banyak diekspor melalui Tarakan atau Balikpapan. SAB berharap, nantinya hasil perikanan di Berau bisa langsung diekspor dari Berau juga. “Dengan keberadaan kantor kami di Berau, mudah-mudahan itu semua bisa dilakukan,” sebutnya.
Termasuk nantinya diharapkan Berau juga bisa menjadi titik lokasi ekspor untuk komoditas benih lobster. (*/udi)
