TANJUNG REDEB – Dalam rangka kesiapsiagaan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, menggelar apel siaga dan simulasi pencegahan karhutla. Apel siaga dipimpin oleh Bupati Berau, Muharram Selasa (28/7) kemarin. Kegiatan ini juga dihadiri forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda).
Dalam kesempatan ini, Bupati Berau Muharram mengatakan, kesiapsiagaan dan simulasi penanganan karhutla ini untuk melihat dan memastikan bahwa personel sudah siap dan tidak kaku lagi jika terjadi karhutla. Sebab, ia tak ingin kecolongan dalam mengantisipasi dan mencegah karhutla. Hal ini berkaca tahun 2019 lalu, kurangnya kesiapan sehingga kesulitan menanggulangi karhutla.
“Jadi kesiapsiagaan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Berau sudah siap menghadapi musim kemarau yang akan datang. Sehingga kita siap mencegah dan menanggulangi jika terjadinya karhutla,” kata Muharram.
Dikatakan Muharram, dalam rapat yang dilakukan pada Senin (27/7) lalu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan, alat deteksi yang dimiliki BMKG meramal karhutla yang terjadi pada 2019 lalu tidak akan terulang lagi di 2020. Kalau pun terjadi karhutla, maka hanya dalam skala kecil dan di beberapa titik saja. “Jadi memang kemarau panjang itu hanya terjadi lima tahun sekali,” katanya.
Meski demikian, lanjut Muharram, BPBD tetap perlu siap siaga. Ia tetap mendukung kegiatan BPBD Berau yang bersinergi dalam mengantisipasi karhutla di Kabupaten Berau. Karena itu menurutnya simulasi karhutla tetap perlu dilakukan. “Bicara soal alam, maka tidak ada yang bisa menentukan,” tuturnya
Sementara itu, Kepala BPBD Berau Thamrin mengatakan, apel siaga dan simulasi karhutla adalah salah satu cara pihaknya menyatukan personel dan mengevaluasi sejauh mana kesiapan dalam menghadapi kemungkinan karhutla. “Saat simulasi personel gabungan forkopimda, menurut saya sudah kompak, dan siap menghadapi jika terjadi karhutla,” kata Thamrin.
Menurutnya, selain personel, sejauh ini kesiapan sarana prasarana (sarpras) yang dimiliki BPBD juga sudah sangat mendukung. Apalagi didukung peralatan dari Forkopimda. “Untuk menghadapi karhutla ini kita sudah sangat siap. Jadi sarana dan prasarana, mulai dari peralatan, mobil, hingga peralatan lainnya kita sudah sangat memadai. Posko pengendalian karhutla juga sudah berdiri di beberapa kecamatan,” jelasnya.
Selain peralatan, juga terdapat mobil slip on sebanyak 12 unit. Dengan adanya mobil tersebut, menurut Thamrin sangat membantu pihaknya dalam menanggulangi karhutla.
“InsyaAllah semua akan teratasi. Dengan peralatan yang memadai, karhutla akan mudah dicegah dan diatasi. Posko karhutla juga sudah berdiri di enam kecamatan. Dan rencananya akan menyusul enam posko lagi. Jadi total akan ada 12 posko karhutla,” pungkasnya. (*/aky/sos/har)