Jalur Berau-Tarakan Dibuka Kembali

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 19:48 WIB
Direktur Utama PT Sadewa Gemilang Industri, Mustamin dan Ketua FKMB Hasanul Haq Batubara saat menandatangani kerja sama pengelolaan usaha jasa angkutan laut, kemarin (6/8).
Direktur Utama PT Sadewa Gemilang Industri, Mustamin dan Ketua FKMB Hasanul Haq Batubara saat menandatangani kerja sama pengelolaan usaha jasa angkutan laut, kemarin (6/8).

TANJUNG REDEB - Setelah 20 tahun vakum, kini jalur Berau-Tarakan-Berau segera dibuka kembali. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama  (Memorandum of Understanding) pengelolaan usaha jasa angkutan laut, antara PT Sadewa Gemilang Industri dengan Forum Komunitas Maritim Berau (FKMB), yang sudah dilaksanakan Kamis (6/8) di Tanjung Redeb.

Ketua FKMB, Hasanul Haq Batubara mengatakan, kerja sama ini dilakukan sebagai tindak lanjut animo masyarakat khususnya pengguna jasa transpostasi air, khsusnya para wisatawan. Dimana, pihaknya memandang kendala satu-satunya pengunjung datang ke Berau ini adalah transportasi yang harusnya sesuai standar. Adapun rutenya itu selain Berau-Tarakan, juga ada Berau-Derawan-Maratua yang dalam waktu dekat akan dioperasikan.

“Saat pengunjung datang jauh-jauh dari luar daerah, mau nyeberang ke pulau, tetapi tidak ada kendaraan reguler. Harus carter. Ikut reguler, rata-rata harus penuh dulu baru berangkat. Jadi dari permasalahan itu yang mendasari kami membuka moda terjadwal yang harapannya sesuai standar wisatawan,” jelas Hasanul.

Dengan dibukanya jalur ini, menurut Hasanul, tentu bisa membantu pemerintah daerah dalam hal ini menyediakan transportasi laut yang layak sesuai standar Safety Of Life At Sea (SOLAS) dan International Maritime Organization (IMO). Karena menurutnya, yang paling utama sangat dibutuhkan masyarakat itu adalah kelayakan, kenyamanan, dan tepat waktu.

“Jadi speedboat pertama yang baru kami datangkan ini akan kita buka rute reguler. Dan akan terjadwal nantinya. Sementara tinggal menunggu slot dari Dinas Perhubungan. Yang pasti jadwalnya akan kami samakan dengan speedboat-speedboat yang ada di Bulungan dan Tarakan,” jelasnya.

“Ada tidaknya penumpang jika sudah masuk jadwal, speedboat kami akan tetap berangkat. Jadi konsep kami seperti itu. Kalau selama ini kan hanya menunggu, kalau tidak sampai lima penumpang tidak berangkat. Itulah salah satu keengganan wisatawan mau datang ke sini (Berau),” lanjutnya.

Sehingga Hasanul menegaskan, tujuandibukanya jalur moda terjadwal ini tak lain untuk mengedukasi masyarakat bagaimana berbisnis transportasi yang layak, khususnya transportasi laut sesuai standar keselamatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Namun untuk sementara, tarif belum bisa ia beberkan, karena pihaknya masih mengkaji lagi. “Tetapi secara operasional cost sudah kami dapatkan. Namun ada kewajiban kami untuk menyumbang Pendatapan Asli Daerah (PAD). Dalam hal retribusi, dan sementara Perdanya tengah kami pelajari dulu. Kemungkinan akan di atas tarif yang ada saat ini. Karena yang kita jual ini soal kenyamanannya,” tegasnya.

Hasanul juga menyampaikan, perlunya konsistensi mengenai harga atau tarif. Sebab sejauh ini belum ada yang menyepakatin soal itu, karena tidak ada asosiasinya. Sehingga pihaknya akan mendorong pemerintah dalam hal ini Dishub untuk membuat tarif. “Satu lagi yang menjadi kelemahan di wisatawan kita, yakni standarisasi cost speedboat. Termasuk stadarisasi hotel dan makan, serta pelayanannya,” bebernya.

“Karena mau sebagus apapun pulau Derawan dan Maratua, jika tidak bersinergi baik dari para wisatwannya, perhubungannya, pengguna jasa maupun penyedia jasa, itu mustahil,” sambungnya.

Jalur laut dengan moda terjadwal yang sudah sesuai standar keselamatan ini disebutnya sebagai alternatif pilihan masyarakat juga. Ke depan rute lainnya yang akan dibuka dalam waktu dekat yakni dari Tanjung Redeb menuju Labuan Cermin. Karena akses darat menuju pesisir selatan saat ini masih tengah perbaikan. Jadi jika ingin ke Bidukbiduk, wisatawan atau masyarakat tetap menggunakan jalur darat, agar ekonomi di kampung tersebut bisa juga hidup.

“Begitu juga konsep yang akan kami operasikan segera ini, yang rute dari Berau-Derawan-Maratua pulang pergi. Jadi kalau mau dari pulau ke pulau itu sudah menjadi bagian masyarakat lokal kita. Jadi kami hanya membantu wisatawan tiba dengan nyaman di sana,” terangnya.

Bukanya hanya itu, dampak positif lainnya dari adanya moda ini juga bakal membantu menghidupkan UMKM di Berau. Dengan begitu ada efek dominonya. Karena tak lain capaian dari hal ini adalah langkah bentuk perhatian dari FKMB terhadap sektor pariwisata di Berau. Sehingga dapat menjadi bagian solusi dalam penanganan wisatawan di Berau.

“Yang kami butuhkan dari pemerintah daerah saat ini adalah hanya dukungan penuh dan juga komitmen,” tuturnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X