Bandara Kalimarau, Persembahan untuk Warga

- Senin, 10 Agustus 2020 | 19:48 WIB
MONUMENTAL: Makmur HAPK, terus memantau proses pembangunan Bandara Kalimarau sejak peletakan batu pertama hingga selesai dikerjakan, saat masih menjabat Bupati Berau, beberapa tahun lalu.
MONUMENTAL: Makmur HAPK, terus memantau proses pembangunan Bandara Kalimarau sejak peletakan batu pertama hingga selesai dikerjakan, saat masih menjabat Bupati Berau, beberapa tahun lalu.

BANDARA Kalimarau sudah ada sejak lama. Berbagai jenis pesawatpun sudah mendarat di landasan pacu yang sangat terbatas. Hanya ada pesawat berbaling-baling, dengan penumpang terbatas.

Sementara, ada dua pulau yang punya daya tarik wisatawan untuk datang. Derawan dan Maratua, waktu itu. Wisatawan bisa datang, tapi kembalinya tergantung ketersediaan tempat duduk di pesawat. Apa yang harus dikerjakan, agar wisatawan bisa terlayani dengan baik.

Pilihan satu-satunya, mengembangkan Bandara Kalimarau. Biayanya lumayan besar saat itu. Tapi akan menjadi beberapa kali lipat, bila baru dikerjakan sekarang. Banyak yang mempertanyakan, mengapa Makmur HAPK memutuskan membangun bandara.

Alasan waktu itu sederhana sekali. Ia sudah memprediksi, bahwa akan ada lonjakan pengunjung para pengguna jasa angkutan, seiring dengan berkembangnya investasi di sektor pertambangan dan perkebunan. Sebab, yang jadi pertanyaan pertama, bagaimana bandaranya.

Alasan lain, bahwa pesawat berbadan lebar tidak akan mungkin mau terbang dengan fasilitas bandara yang ada saat itu. Sementara obyek wisata sudah terlanjur dikenal di dunia.

Di saat proyek itu berlangsung, sepertinya Makmur HAPK tak bisa tidur nyenyak. Bagaimana menjawab karyawan perusahaan yang akan cuti dalam jumlah banyak. Bagaimana masyarakat yang terbebani dengan biaya besar, karena harus menyambung penerbangan lainnya bila akan keluar Kaltim. Sementara, protes dan kritikan juga tak pernah berhenti.

Makmur bahagia. Bandara akhirnya tuntas dikerjakan. Pesawat besar mulai masuk, seakan berlomba merebut pasar yang masuk dalam jalur gendut. Masyarakat tersenyum. Wisatawan mulai datang dalam jumlah yang tidak sedikit.

Akhirnya semua sadar. Apa yang dilakukan Makmur, memutuskan membangun bandara dengan biaya yang besar, memberikan kontribusi bagi masyarakat yang tidak sedikit jumlahnya. Tak perlu berteori banyak, yang penting mewujudkan apa yang menjadi kehendak rakyatnya.

“Sekarang kan tinggal menikmati,” kata Makmur.

Sementara warga menilai, sampai kapanpun, jasa Makmur takkan bisa dilupakan. Ia berhasil dalam membangun daerahnya setara dengan kota besar lainnya.

Di akhir jabatannya, ada satu proyek yang tak sempat dituntaskan. Diharapkan ada yang bisa meneruskan. Yakni Rumah Sakit. Tapi, entah mengapa hal itu tak bisa diwujudkan. Padahal semua sudah tersedia. Dana dan lahan ada. Dan, sampai kapanpun, rumah sakit itu tidak akan pernah terwujud. Terlalu banyak teori. (*/adv/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X