Jadi Pendengar Setia

- Senin, 10 Agustus 2020 | 19:49 WIB
INFORMASI: Seri Marawiah (tengah) bersama Agus Tantomo (kiri), saat berbincang dengan penjual sayur di Bidukbiduk.
INFORMASI: Seri Marawiah (tengah) bersama Agus Tantomo (kiri), saat berbincang dengan penjual sayur di Bidukbiduk.

JEMBATAN ulin di Bidukbiduk, salah satu infrastruktur yang menyimpan banyak cerita. Menyimpan banyak sejarah. Jembatan ulin yang membelah Labuan Kelambu, sangat bersejarah bagi masyarakat Bidukbiduk.

Di tempat inilah, istri Makmur HAPK, Hj Seri Marawiah dan Agus Tantomo menikmati pagi, menyaksikan kesibukan para nelayan yang baru tiba dari laut. Tak ada lagi suara nyaring dari jembatan kayu itu, karena tak lagi dilalui kendaraan roda empat.

Puluhan kali Seri Marawiah lewat di jembatan ini, mendampingi sang suami bila bertugas ke wilayah kecamatan. Juga puluhan kali ia datang bertemu warga melalui jembatan yang bisa menimbulkan suara nyaring bila dilalui mobil. Semacam musik alam.

“Ini adalah urat nadi, yang menghubungkan Bidukbiduk dengan kecamatan lainnya,” kata Marawiah mengenang saat-saat di mana jembatan ini masih digunakan. Sekarang, ada jembatan baru, dan jembatan ulin ini berubah fungsi jadi dermaga wisata menuju Labuan Cermin.

Bertemulah dengan penjual sayur yang berkeliling menggunakan sepeda motor. Bidukbiduk memang belum punya pasar. Warga mengandalkan kehadiran penjual sayur keliling. Untuk kebutuhan lain, seperti ikan, banyak warga yang jualan di depan rumahnya.

Baik Agus Tantomo dan Seri Marawiah, mengaku bangga. Bahwa seorang penjual sayur, bisa menempuh perjalanan jauh menggunakan kendaraan roda dua. Dan penjual sayur lebih bangga lagi, bisa diajak berbincang dengan dua orang yang akan maju sebagai calon pemimpin mereka. “Doakan ya mas,”kata Seri Marawiah pada si penjual sayur.

Agus Tantomo, meminta pada warga agar jembatan ulin yang menyimpan sejarah itu, dirawat dengan baik.  Ini bisa menjadi dermaga wisata dan tempat rekreasi bagi warga di sore hari. “Jembatan ulin ini tolong dijaga ya pak,” kata Agus pada warga yang tinggal di sekitar jembatan ulin.

Di ujung dermaga, ada yang sejak lama sering ia kunjungi. Apa itu? Tak lain adalah penjual pisang goreng. Rasanya beda, karena menggunakan minyak kelapa yang diolah warga. Produksi minyak kelapa ini, salah satu produksi rumahan warga di Bidukbiduk. (*/adv/udi)

 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X