TANJUNG REDEB – Pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang telah berjalan dalam sebulan terakhir dievaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut akan dituangkan dalam kebijakan untuk mengambil langkah selanjutnya, apakah pelaksanaan KBM tetap dilakukan secara online atau kembali digelar secara tatap muka.
Rapat evaluasi dipimpin langsung oleh Bupati Berau, Muharram didampingi Asisten I Setda Berau, Datu Kesuma. Kegiatan juga dihadiri oleh sejumlah instansi teknis. Dalam evaluasi ini dibahas sisi positif dan negatif yang sejauh ini terjadi dalam pelaksanaan KBM secara online.
Bupati Berau, Muharram menyampaikan, keputusan nantinya akan ditentukan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan dengan pertimbangan banyak pihak, seperti orang tua serta guru. Tentu diharapkan kebijakan yang akan diambil bisa meningkatkan kembali KBM.
“Kalau dari kondisi yang terjadi sejauh ini, kita melihat tidak ada anak-anak yang terjangkit dari sekolah. Bahkan lokasi yang sangat rawan yaitu pasar karena keramaian yang ada di sana tidak ada yang positif Covid-19," katanya.
"Sejauh ini pasien merupakan pelaku perjalanan dari luar daerah. Jadi kesimpulannya untuk program belajar secara tatap muka bisa saja dilakukan kembali namun dengan berbagai persyaratan yang menjaga tetap menjaga protokol kesehatan,” sambungnya.
Muharram menyampaikan, ada tiga opsi yang bisa diambil dalam penerapan nantinya, pertama membuka kembali seluruh sekolah, kedua untuk daerah yang berstatus aman bisa membuka sistem tatap muka lagi. Sementara yang masuk dalam daerah rawan tetap dilakukan secara online, serta ketiga berdasarkan kesepakatan dari masing-masing kepala sekolah dan masyarakat dengan catatan sama-sama menjaga kondisi agar tetap aman.
Sementara Sekretaris Disdik Berau, Suprapto mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi pada Senin (10/8) lalu. Hasilnya terjadi pro kontra atas KBM berjalan, namun sebagian besar orang tua memilih untuk pelaksanaan secara offline di sekolah.
“Alasannya agar kegiatan pembelajaran bisa lebih maksimal, pulsa yang cukup banyak, serta fasilitas gadget. Sementara dari kementerian telah mengeluarkan juknis dalam pembelajaran secara offline di sekolah. Dan ini akan kita pertimbangkan sesuai kesepakatan bersama,” pungkasnya. (hms5/arp)