Mau Tahu, Mengapa Pasar Adji Dilayas Dibangun ?

- Rabu, 19 Agustus 2020 | 19:47 WIB
TAHAP PENGERJAAN: Makmur HAPK (tengah) saat meninjau proses pembangunan petak Pasar Basah, di Pasar Sanggam Adji Dilayas.
TAHAP PENGERJAAN: Makmur HAPK (tengah) saat meninjau proses pembangunan petak Pasar Basah, di Pasar Sanggam Adji Dilayas.

PENDUDUK tercatat belum terlalu banyak. Tapi pasti akan banyak dan banyak sekali. Penduduk yang butuh tempat berbelanja yang baik. Pasar Gayam yang sebelumnya bernama ‘Pasar Inpres’, tidak akan sanggup menampung hadirnya pedagang dan pembeli.

Almarhum Masdjuni dan Makmur HAPK mulai gelisah. Gelisah dikhawatirkan akan muncul persoalan sosial. Puncak kegelisahan itu, muncul pada sepekan menjelang lebaran. Pasar Gayam dengan ribuan pedagang, baik di kios maupun di halaman pasar, juga yang ada di tepi sungai. Menjadi satu dengan ribuan pembeli yang datang. Belum lagi produksi sampahnya.

Tak ada pilihan lain, harus mencari lokasi yang baru. Awalnya dilirik lahan yang ada di Gunung Panjang. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan sekitar Kilometer Lima. Alasannya sederhana, warga Teluk Bayur dan Gunung Tabur lebih mudah dan dekat.

Dikerjakanlah pembangunan pasar di atas lahan 10 hektare. Di antaranya 7 hektare untuk bangunan. Banyak tempat sebagai pembanding, di antaranya Bumi Serpong Damai. Kelompoknya dibagi tiga.  Ada pasar kering untuk para penjual kain, ada petak kuliner di lantai dua dan petak pasar basah.  Ditambah space pasar subuh.

Bila pasar Gayam dipindah, semua pedagangnya terakomodir dengan baik. Semua dapat jatah berjualan. Tak ada yang tersisa. Bahkan, bisa lebih bila menghitung lahan yang ada pada pasar Subuh.

Pembangunan berjalan lancar. Pembagian pedagang juga berjalan mulus. Awalnya banyak yang protes karena jaraknya yang jauh. Termasuk pedagang juga ikut protes. Tapi, akhirnya semua menjadi nyaman. Pedagang berjualan nyaman. Pengunjung lebih nyaman lagi.

Karena kepedulian Makmur HAPK yang melanjutkan pembangunan pasar setelah menjabat sebagai bupati, pasar itu bisa dinikmati hingga sekarang. Karena kepedulian Makmur,HAPK atas pedagang yang berjualan dari berbagai etnis itu, semua mendapatkan tempat yang baik untuk memperoleh penghasilan.

Bersyukurlah para pedagang yang kini berjualan di pasar yang baru itu. Dibangunkan tempat yang baik. Bahkan, dua tahun pertama, semua pedagang dibebaskan dari kewajiban membayar retribusi, air bersih dan listrik. Begitulah wujud kepedulian Makmur HAPK terhadap warga yang ia cintai.

Awalnya diberi nama Pasar Sanggam. Sesuai motto kota Tanjung Redeb. Lalu, setelah melalui pertemuan disepakati diberi nama Pasar Adji Dilayas. Mengabadikan salah seorang tokoh kerabat kesultanan.

Dalam perjalanan, pasar ini mendapat penghargaan sebagai pasar terbersih di Indonesia. Itulah, mengapa pasar dibangun, tak lain untuk masyarakat dan warga, baik pedagangnya maupun untuk kenyamanan warga yang datang berbelanja. Tak salah kalau semua warga bersyukur atas putusan membangun pasar yang baru.(*/adv/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X