Ke Teluk Sumbang, Gembira Melihat Perkembangan Pendidikan

- Sabtu, 29 Agustus 2020 | 20:01 WIB
PERHATIKAN PENDIDIKAN: Wabup Agus Tantomo bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat melakukan perjalanan ke Teluk Sumbang.
PERHATIKAN PENDIDIKAN: Wabup Agus Tantomo bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat melakukan perjalanan ke Teluk Sumbang.

Teluk Sumbang, berada di ujung daratan Bumi Batiwakkal. Penghuninya, mayoritas nelayan. Alamnya penuh dengan keasrian. Namun masih perlu mendapat sentuhan pembangunan.

WISE ADAM, Bidukbiduk

Kunjungan kerja Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI ke pesisir selatan Berau, tak sekadar membawa misi untuk memulihkan dan mengembangkan potensi pariwisata di Bumi Batiwakkal. Tapi, Hetifah yang terus didampingi Wakil Bupati Berau Agus Tantomo dan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Abdul Majid, juga bersilaturahmi dengan masyarakat di setiap perkampungan yang disinggahi. Baik sekadar menyapa, hingga mendengarkan keluhan dan aspirasi warga setempat, untuk diperjuangkan di Senayan.

Setelah mengampanyekan Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) di Talisayan dan Batu Putih, Hetifah bersama Direktur Pengendalian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Hasan Abud, punya agenda yang sama bersama warga dan pengelola objek wisata Labuan Cermin, Selasa (25/8) siang.

Namun sebelum ke lokasi acara, Hetifah bersama rombongan yang menginap di Pulau Kaniungan, Bidukbiduk, menyempatkan untuk mengunjungi Kampung Teluk Sumbang. Tujuan utamanya, untuk melihat perkembangan dunia pendidikan, sekaligus memantau aktivitas belajar tatap muka di kelas, setelah pembukaan kembali sekolah di masa pandemi.

Dalam kunjungan pagi itu, Hetifah tidak membawa rombongan besarnya. Hanya sebagian yang ikut, termasuk Wabup Agus Tantomo dan Sekretaris Disbudpar, Abdul Majid. Air laut yang surut, memaksa perahu yang mengakut rombongan tidak bisa bersandar di dermaga kampung. Rombongan pun dipaksa turun di tepi pantai, dan mengharuskan untuk membuka sepatu terlebih dahulu, karena tentu akan basah saat turun dari perahu yang sandar di tepi pantai.

Setibanya di Kampung Teluk Sumbang, Kepala SD 001 Teluk Sumbang Ismail Ardi, bersama seorang guru perempuan, langsung menyambut untuk menunjukkan arah perjalanan dari pantai menuju kawasan permukiman. Tak terlalu jauh jaraknya. Bahkan hingga ke gedung sekolahan. Sayangnya, kegiatan belajar-mengajar baru saja bubar.

Namun, mengetahui kedatangan Hetifah dan Wabup Agus Tantomo, puluhan pelajar SD dan SMP yang juga masih satu atap di sekolah tersebut, tak ada yang langsung pulang. Sehingga, kegiatan kunjungan pun dipusatkan di lapangan sekolah.

Suguhan kue-kue tradisional dan es kelapa segar, langsung disajikan guru-guru perempuan lainnya, yang tentu langsung menjadi ‘serbuan’ rombongan, untuk sejenak melepas dahaga. Tanpa ada pembawa acara, diskusi bersama kepala sekolah lalu terbangun begitu saja.

Ismail pun tak langsung menyampaikan usulan-usulannya. Namun terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada Hetifah serta wabup Agus Tantomo dan rombongan, yang sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi dirinya dan anak didiknya. Apalagi, ujar Ismail, sebanyak 70 pelajar SD dan 30 SMP di Kampung Teluk Sumbang, sudah tercatat sebagai penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). “Itu berkat perjuangan dari Ibu Hetifah juga. Kami sangat berterima kasih,” katanya.

Sekolah satu atap yang menggabungkan kegiatan belajar tingkat SD dan SMP tersebut, saat ini juga dalam tahap pembangunan. Untuk menambah ruang kelas, menyesuaikan kebutuhan dari jumlah pelajar. “Tapi yang jadi masalah saat ini, lapangan sekolahnya saja. Selalu becek kalau habis hujan. Semoga dengan kunjungan bapak dan ibu ke sini, bisa membaca situasi sekolah kami ini,” ujarnya.

Selain itu, Ismail juga mengharapkan dukungan Pemkab Berau, untuk memenuhi kebutuhan kendaraan operasional sekolah. Sebab, walau jalan sudah terbuka hingga ke kecamatan, jarak tempuhnya masih cukup melelahkan. Karena memakan waktu sekitar dua jam. “Cukup motor dinas saja pak (Agus Tantomo), untuk menunjang operasional sekolah juga,” harapnya.

Sementara untuk kebutuhan tenaga pendidik, pria asal Kampung Bidukbiduk tersebut, mengaku masih sangat mencukupi. “Bahkan bisa dikata berlebih. Karena untuk SMP, belum ada yang kelas IX, baru kelas VII dan VII saja,” katanya tanpa merinci berapa jumlah pengajar di sekolah satu atap tersebut.

“Makanya waktu pandemi, sekolah ditutup. Kegiatan belajar dilakukan dengan guru yang mengunjungi rumah murid. Makanya tetap lancar, karena gurunya cukup banyak,” ungkap dia.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X