TRADISI yang sudah sejak dulu ada di tengah-tengah masyarakat, menjadi salah satu kekuatan pemersatu dalam komunitas tersebut. Seperti yang terus dipegang erat oleh masyarakat adat Dayak Basap yang berada di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung.
Di beberapa daerah, komunitas etnis juga punya semangat leluhur yang sama dalam menjaga titipan turun termurun, sebagai wasiat budaya. Di Talisayan, Pulau Derawan, Tanjung Batu, Maratua, Sambaliung, komunitas etnis di Kelay dan Segah, masih tetap memelihara warisan budaya dengan segala bentuk prosesinya.
Begitupun yang dilakukan komunitas masyarakat adat Dayak Basap yang ada di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung. Namanya ‘Melas kampung’. Tradisi ini kata Sopiadi, Ketua Masyarakat Adat Dayak Basap, sebagai satu bentuk ungkapan dan permohonan kepada sang pencipta agar dijauhkan dari marabahaya.
Ia sangat mengharapkan agar tradisi yang sudah ada sejak lama terus dipertahankan, dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Agar, di tahun-tahun mendatang bisa menjadi agenda rutin. “Selama ini, kami hanya melakukan dengan swadaya masyarakat,” kata Sopiadi.
Dalam kapasitas sebagai pribadi maupun sebagai wakil Bupati Agus Tantomo yang datang bersama istri, hadir pula ketua DPRD Berau Madri Pani, Kesultanan Sambaliung Datu Amir dan beberapa tokoh masyarakat memberikan apresiasi yang tinggi pada masyarakat adat Dayak Basap.
Pelestarian adat yang turun temurun ini ditegaskan Agus Tantomo, penting untuk tetap dilestarikan. Bahkan tradisi seperti ini dapat dikemas yang lebih baik lagi sehingga menjadi bagian dari daya tarik wisata. “Saya sangat setuju ini dijadikan agenda rutin setiap tahun dan dirayakan lebih meriah lagi,” kata Agus Tantomo.
Tetuha adat pada puncak ‘Melas Kampung’ melakukan ritual yang diikuti semua undangan yang hadir. Dengan melakukan penyembelihan ayam jantan berbulu putih, yang sebelumnya diserahklan pada Kesultanan Sambaliung Datu Amir. (*/adv/sam)