Dinkes Belum Terima Keluhan

- Rabu, 9 September 2020 | 18:50 WIB
PELESTARIAN PENYU: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama Bupati Berau Muharram, melepaskan tukik saat kunjungan kerja ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Selasa (1/9) lalu.
PELESTARIAN PENYU: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama Bupati Berau Muharram, melepaskan tukik saat kunjungan kerja ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Selasa (1/9) lalu.

TANJUNG REDEB - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dikabarkan positif tertular virus corona atau Covid-19, usai melakukan kunjungan kerja dari luar kota.‎ 

Dikutip dari JawaPos.com, Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Kawendra Lukistan membenarkan bahwa koleganya tersebut tertular Covid-19. “Info yang beredar sih sepeti itu (positif Covid-19),” ujar Kawendra kepada JawaPos.com, Selasa (8/9).

Kawendra menuturkan, koleganya tersebut tertular virus Corona usai melakukan kunjungan kerja dari luar kota.‎ Namun dia tidak mengetahui di daerah mana tertularnya Edhy Prabowo. “Tapi yang jelas abis dari luar kota‎,” tuturnya.

Kawendra mengatakan, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga akan memberikan informasi resmi mengenai keadaan Edhy Prabowo tersebut. “Nanti tunggu info resmi dari KPP atau pihak Bang Edhy saja,” katanya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah dan terakhir ke Pulau Maratua, Kabupaten Berau, tepatnya 1 September lalu. Selama kunjungan ke Pulau Maratua, Edhy Prabowo didampingi oleh Bupati Berau Muharram. Dalam kunjungan tersebut, sejumlah agenda dilakukan Edhy Prabowo. Di antaranya melepasliarkan tukik ke perairan yang merupakan bentuk komitmen KKP dalam pelestarian biota laut yang terancam punah.

Menanggapi kabar tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Iswahyudi, mengatakan meskipun kabar tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, namun pihaknya telah melakukan pemantauan dan tracing terhadap siapapun yang kontak langsung dengan Menteri Edhy Prabowo selama kunjungan kerja di Pulau Maratua. “Rombongan yang dari Berau kan sudah ada yang rapid dan swab juga. Hasilnya negatif,” ujar Iswahyudi, kemarin.

Hingga kini lanjut Iswahyudi, belum ada laporan ataupun keluhan dari orang yang kontak langsung dengan sang menteri, baik dari Pulau Maratua, Tanjung Redeb, maupun  Samarinda. “Untuk melakukan swab ulang terhadap kontak langsung sepertinya belum, karena belum ada keluhan. Biasanya dalam kurun waktu 3 hari sudah ada keluhan,” katanya.

Ia menuturkan, jika seseorang terpapar, biasanya dalam waktu tiga hari akan mengeluhkan mengalami demam. Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Ada pula yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Memasuki hari kelima, pasien yang mengalami kesulitan bernapas. Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. “Kunjungan pak menteri ini kan sudah sepekan. Sekarang tidak ada laporan apapun masuk kepada kami,” ujarnya.

Ia juga mengaku terus memantau puskesmas dan pusat kesehatan lainnya, khususnya di Maratua. “Jika ada keluhan tentu akan langsung dilakukan penjemputan dan pemeriksaan,” jelas Iswahyudi. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X