TANJUNG REDEB - Harga telur ayam broiler yang dijual pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) kini lebih murah. Hal itu diutarakan Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Berau, Fitriansyah.
Dari sebelumnya hanya dihargai Rp 28 ribu, kini menjadi Rp 26.700 per kilogram atau dari Rp 50 ribu menjadi Rp 48 ribu per kilogramnya. Penurunan itu katanya, akibat rendahnya daya beli masyarakat mengingat beberapa pedagang kaki lima yang berjualan harus mengurangi jumlah dagangannya.
“Sampai saat ini penurunan terjadi karena pengaruh pandemi Covid-19. Telur yang stoknya sangat melimpah namun para pembeli yang ada sangat berkurang. Penurunan ini terjadi hampir di seluruh Indonesia,” ungkapnya kepada Berau Post.
TIdak diperbolehkannya setiap orang untuk melaksanakan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan massa, sambung salah seorang stafnya, Novi, punya pengaruh besar terhadap daya beli masyarakat.
“Biasanya kan setelah hari-hari besar terjadi acara pernikahan ataupun acara sesuatu, namun karena saat ini sedang dalam masa pandemi Covid-19, maka masyarakat dilarang untuk mengadakan kegiatan sehingga membuat stok yang ada melimpah dan tidak adanya pembeli,” katanya.
Rendahnya daya beli masyarakat juga dibenarkan salah seorang pedagang, Heri. Kepada awak Berau Post, dia mengaku omzet yang dia dapat menurun hingga 50 persen. Terlebih dengan adanya klaster baru di Kabupaten Berau.
“Saya hanya bisa berharap yang terbaik. Saya di sini tidak hanya mencari rezeki, namun juga perlu memperhatikan kesehatan karena saat ini bukan seperti masa sebelumnya. Saya sedikit takut tapi saya juga harus mencari nafkah,” pungkasnya. (*/adf/sam)
