TANJUNG REDEB – Adanya penurunan tarif listrik oleh pemerintah dibenarkan Pelaksana Teknis (Plt) Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Redeb, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Berau Moch Dedy Iswantoyib,.
Penurunan tarif rumah tangga ditetapkan Rp 1.467 per kWh, atau turun Rp 22,5 per kWh. Penurunan diberlakukan hanya untuk beberapa golongan, yaitu pelanggan dengan daya 1,300 VA ke atas, dan pelanggan bisnis dengan daya 200 VA sampai dengan 6,600 VA.
Dengan penyesuaian tarif ini, diharapkan mampu memberikan ruang untuk pelanggan golongan rendah, agar para pelanggan menggunakan dan memanfaatkan listrik untuk menunjang ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
“Sebenarnya hal utama tentu saja akibat dari pandemi Covid-19 yang sedang meningkat saat ini. Karena banyak sekali beberapa masyarakat yang mengalami kesulitan akibat masa saat ini, itu kami dari pihak PLN dan pemerintah melakukan kerja sama untuk membantu masyarakat,” ungkapnya kepada Berau Post.
Dia berharap bahwa masyarakat mampu menggunakan listrik untuk membantu perekonomian masing-masing, dan selalu berpikir kreatif di masa seperti ini. Hal ini juga sebagai bentuk upaya agar perekonomian mampu bertahan di tengah kesulitan ini.
Adanya penyesuaian tarif listrik disambut baik Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Berau Al Hamid. Penyesuaian tarif itu diyakininya sangat membantu ekonomi masyarakat di tengah kesulitan ini.
Meski hanya golongan tertentu yang mendapatkan keringanan, namun hal itu akan sangat membantu pengusaha golongan menengah. “Kami sangat mengapresiasi penurunan ini, setidaknya membantu para pengusaha mengurangi biaya produksi,” katanya. (*/adf/sam)
