Klaster Keluarga Jadi Momok

- Kamis, 17 September 2020 | 20:08 WIB
Grafis
Grafis

TANJUNG REDEB - Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau kembali merilis penambahan kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 8 kasus pada Rabu (16/9). Dengan penambahan itu, kini total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Berau mencapai 234 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi menuturkan, dari ke delapan pasien tersebut, didominasi klaster keluarga. Artinya, pasien yang pertama terpapar virus melakukan isolasi mandiri di rumah, namun tidak mematuhi protokol kesehatan.

Dijelaskan Iswahyudi, meski isolasi mandiri di rumah, pasien seharusnya tidak berinteraksi berlebihan dengan anggota keluarga lainnya. Pasien juga tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan lebih baik berdiam diri di dalam kamar.

“Jika memang dirasa rumah tidak layak untuk dijadikan tempat isolasi mandiri, bisa menghubungi puskesmas terdekat,” jelas Iswahyudi, kemarin.

Menurut Iswahyudi, kondisi inilah banyak terjadi saat ini, saat melakukan isolasi mandiri di rumah, memang yang bersangkutan tidak keluar rumah, namun berinteraksi intens dengan anggota keluarga tanpa memedulikan protokol kesehatan. Akhirnya keluarga lainnya ikut terpapar. “Dari klaster keluarga, berawal dari pasien dengan kode Berau 228 merupakan pelaku perjalanan, pulang ke Batu Putih, kemudian isolasi dan menyebar ke anggota keluarga lainnya, yakni Berau 233 dan Berau 234,” katanya.

Iswahyudi menyebutkan, Selain tambahan 4 kasus klaster keluarga, juga terdapat tambahan dua kasus dari pelaku perjalanan. Yakni pasien dengan kode Berau Berau 229, pelaku perjalanan asal Kota Solo. Kemudian Berau 231 merupakan pelaku perjalanan asal Kota Samarinda. Selain itu, ada dua kasus yang belum diketahui sumber penularannya, yakni Berau 230 dan Berau 232. “Saat ini semuanya sudah berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai untuk isolasi dan perawatan,” ungkap Iswahyudi.

Menurut Iswahyudi, klaster keluarga dan pasien yang tidak diketahui sumber penularan hingga dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 cukup menjadi momok. Dengan adanya klaster tersebut membuat Dinas Kesehatan harus bekerja ekstra mencari sumber utama penyebaran.

“Rata-rata pasien tersebut tidak merasakan apa-apa. Namun, berjalan beberapa hari, baru mulai mengalami gejala Covid-19,” jelas Iswahyudi. “Ini yang agak susah. Tapi kami tidak akan berhenti melakukan tracing untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 ini,” imbuhnya.

Meski mengalami penambahan kasus konfirmasi, kasus sembuh juga terus bertambah. Kemarin terdapat 18 pasien yang dinyatakan selesai isolasi atau sembuh. Di antaranya, 7 pasien dari klaster Gang Jeruk, 9 pasien pelaku perjalanan, sisanya merupakan kontak erat.

Iswahyudi menuturkan, hingga saat ini, dari 234 kasus konfirmasi, sebanyak 67 kasus masih menjalani perawatan, 166 kasus dinyatakan sembuh, dan satu kasus Kematian. “Semoga pasien sembuh ini terus berlangsung. Dan tidak ada tambahan pasien terkonfirmasi Covid-19,” pungkasnya. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X