TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Pangan Berau Fattah Hidayat, sebut hasil pertanian lokal masih sulit bersaing dari daerah lain seperti Pulau Sulawesi, Jawa, dan sejumlah daerah lainnya.
Banyaknya pedagang lebih memilih barang dari luar daerah karena dinilai lebih murah dan mudah didapatkan. Terlebih beberapa bahan memang harus diolah lebih dulu sebelum dipasarkan.
“Beberapa bahan pangan ada yang tidak cocok ketika ditanam sendiri, seperti bawang putih. Bawang putih yang ditanam di sini akan kalah saing dengan barang dari luar karena lebih kecil,” ungkapnya kepada Berau Post.
Kondisi ini sebenarnya diakui Fattah cukup mengkhawatirkan. Karena di masa pandemi saat ini, jika penyebaran virus Covid-19 terus meningkat tentu saja akan berpengaruh kepada beberapa pengiriman barang.
Hal ini tentu saja akan menjadi kendala tersendiri di saat bahan pangan yang dibutuhkan tidak mampu masuk ke dalam daerah.
“Walaupun saat ini bahan pangan tidak terlalu terpengaruh dari pandemi Covid-19, karena saat ini stok pangan yang ada masih sangat mencukupi, namun kami sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Sampai saat ini semua orang tidak bisa memprediksi mengenai virus corona,” katanya.
Apalagi tambahnya, belum adanya industri pengolah hasil-hasil bumi sehingga memang harus mengandalkan produk dari luar daerah. Contohnya jagung, walaupun Berau merupakan penghasil jagung cukup besar, namun jagung itu harus dikirim ke luar daerah lebih dulu. Setelah diolah dan dikemas menjadi produk tertentu seperti halnya tepung dan sebagainya, barulah dapat dipasarkan kembali di Berau.
“Tapi sampai saat ini kami masih tetap optimistis bahwa bahan pangan akan tetap aman. Saya berharap bahwa pandemi ini lekas usai agar semuanya kembali berjalan normal seperti biasanya,” pungkasnya. (*/adf/sam)