PLISSSS....!! Guru Diminta Jangan Berlebihan Memberi Tugas

- Jumat, 18 September 2020 | 19:29 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB - Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah situasi pandemi Covid-19 menjadi solusi agar anak didik tetap mendapatkan haknya. Namun di sisi lain, banyak kendala yang dihadapi.

Diakui Kepala Dinas Pendidikan Berau, Murjani, sistem PJJ memang dinilai kurang efektif dalam sistem belajar. Banyak kendala yang ditemui. Mulai ketersediaan fasilitas seperti handphone, jaringan internet yang tidak merata, serta kesibukan orangtua sehingga sulit mengawasi anaknya dalam pembelajaran online. “Tetapi dalam situasi saat ini, sistem PJJ memang harus dilakukan. Meski banyak kendala,” ujar Murjani, (17/9).

Selain kendala-kendala tersebut, pemberian tugas juga jadi perhatian Disdik. Menurut Murjani, tugas yang menumpuk dari sekolah juga terkadang mempengaruhi psikologi anak dan orangtua. Sebab orangtua yang lelah bekerja, harus dihadapkan dengan tugas online anaknya. Menghindari hal tersebut, piaknya secara tegas melarang tenaga pengajar atau pihak sekolah memberikan tugas dalam jumlah banyak kepada anak didiknya.

“Terkait itu kami sudah mengimbau pihak sekolah. Kasih tugas sewajarnya saja. Jangan sampai membuat anak stres akibat tugas yang menumpuk,” tegasnya.

Diakuinya, sistem pembelajaran tatap muka memang lebih mudah dipahami anak didik. Namun, ia juga tidak berani mengambil keputusan untuk sekolah tatap muka. Bahkan, untuk kedua kalinya pihaknya mengeluarkan surat edaran terkait PJJ yang berlaku sejak 7 September lalu. “Belum tahu sampai kapan sistem PJJ ini, yang jelas tunggu situasi aman dulu,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Koordinator Kaltim Tim Reaksi Cepat Perdagangan Orang dan Perlindungan Anak (TRC TPPO dan PA) Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI, Adji Suwidignyo. Ia menuturkan, pihaknya kurang setuju dengan tugas yang menumpuk yang diberikan oleh guru kepada siswa. “Jelas kurang setuju. Di sini psikologi anak akan terganggu, belum lagi orangtua yang harus ekstra mengajari anak,” ungkapnya kepada media ini, kemarin.

Suwidignyo mengatakan, dengan situasi pandemi saat ini, anak didik tidak perlu dibebani dengan tugas yang menumpuk. Karena selain ke anak, juga berdampak pada orangtua yang juga memiliki tugas lain selain mengawasi anaknya belajar. Ditambah ruang gerak anak juga sudah terbatasi dengan situasi saat ini, dengan tugas sekolah yang menumpuk, tentu akan membuat anak merasa stres. “Silakan beri tugas, namun yang sewajarnya saja,” katanya.

Lebih lanjut, kemampuan anak juga harus disesuaikan. Tidak boleh dipaksakan sesuai keinginan orang tua atau teman sebayanya dan juga gurunya. Karena kemampuan anak pasti berbeda-beda. Pembinaan pun setiap anak juga berbeda dalam penanganannya.

“Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Jangan memaksakan. Orangtua juga berperan dalam hal ini, namun jika tugas menumpuk, dikhawatirkan akan membuat psikologi anak dan orangtua terganggu, apalagi jika orangtuanya juga sibuk bekerja. Sudah pasti lelah, sehingga mudah emosi,” pungkasnya. (hmd/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X