TANJUNG REDEB – Akibat pandemi Covid-19 yang masih tinggi, membuat program cabang olahraga (cabor) tenis meja ikut terhambat. Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Berau, Iwan Rifani Wijaya.
Ia mengatakan, meski perkembangan atletnya diklaim baik, namun hal itu tak sejalan dengan pola latihan yang sudah dipersiapkan dengan matang dan harus terkendala karena pandemi. Sehingga pihaknya masih harus membatasi waktu atlet saat latihan bersama.
“Kondisi atlet saat ini Alhamdulillah baik saja. Namun sementara kami harus kurangi dulu jam latihan bersama, karena situasi covid yang terus bertambah,” ujarnya.
Langkah itupun menurutnya sudah tepat. Sebab, pihaknya tak mau ambil risiko. Namun, dirinya menyadari hal tersebut akan berpengaruh dengan kebugaran atlet yang menurun. Sehingga atlet tetap harus menjalani latihan meski tak seintens biasanya.
Apalagi hingga akhir tahun ini, dirinya mengungkapkan belum ada ajang yang akan diikuti atletnya. “Belum ada persiapan khusus, karena tidak adanya event tahun ini. Tapi untuk kesiapan Popda 2021 tetap dilakukan,” bebernya.
Terpisah, pelatih PTMSI Berau, Agus Santoso mengakui dampak dari pembatasannya waktu latihan. Di mana terdapat dua atletnya yang menurun. Karena minimnya lawan tanding yang sepadan hingga porsi latihan yang berkurang.
“Ada beberapa turnamen terbuka, tapi atlet kami tidak ikut serta, karena pandemi. Jika pun ada event tahun ini yang mau diikuti, mesti ada izin dari masing-masing orangtua atlet dulu,” kata Agus.
Meski begitu, dirinya menuturkan salah satu atletnya saat ini telah dikirim untuk ikut latihan di PTM Stoni Jakarta. Kemudian tiga atlet putra lainnya tetap berlatih di Berau, karena SKOI sementara masih diliburkan selama pandemi. “Sedangkan tim putri, satu atlet kini latihan di Samarinda, dan tiga atlet lainnya latihan di Berau,” ungkapnya. (mar/arp)