Hasil Beda karena Pengambilan Sampel di Waktu Berbeda

- Selasa, 6 Oktober 2020 | 20:20 WIB
JAWAB KERESAHAN MASYARAKAT: DPRD Berau menggelar rapat dengar pendapat bersama Dinas Kesehatan Berau, RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, serta pihak Klinik Tirta, kemarin (5/10).
JAWAB KERESAHAN MASYARAKAT: DPRD Berau menggelar rapat dengar pendapat bersama Dinas Kesehatan Berau, RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, serta pihak Klinik Tirta, kemarin (5/10).

TANJUNG REDEB – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau menggelar rapat dengar pendapat bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, serta pihak Klinik Tirta, (5/10). Rapat yang digelar di ruang rapat gabungan komisi DPRD itu untuk menjawab keresahan masyarakat, terkait perbedaan hasil swab  pasien Covid-19 yang dilakukan Klinik Tirta dengan Rumah sakit di Balikpapan.

Ditemui usai rapat, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, mengatakan, terkait proses pemeriksaan terhadap pasien yang terindikasi Covid-19, pihak Klinik Tirta sudah melakukan pekerjaannya sesuai SOP yang ada. Mulai dari pemeriksaan praklinik, di laboratorium, hingga analitika.

“Kalau soal kasus misalnya hari ini negatif dan besoknya positif bukan kejadian yang pertama kali terjadi. Sudah cukup banyak data yang seperti itu kami temukan,” katanya. “Bahkan itu juga yang membuat ada beberapa klaster Gowa yang harus memakan waktu hingga tiga bulan. Kasusnya sama. Positif, negatif, berulang begitu terus, jadi harus negatif dua kali baru turun,” tambahnya.

Mengenai hasilnya pemeriksaan Klinik Tirta berbeda dengan hasil laboratorium rumah sakit Balikpapan, karena alat yang dimiliki berbeda. Namun, kedua alat laboratorium sudah sesuai rekomendasi dari Kemenkes. “Apa yang sempat terjadi kemarin, sudah kita luruskan. Secara tegas, hasil swab murni sesuai dengan SOP kesehatan,” jelas Iswahyudi.

Sementara itu, Ketua Komis I DPRD Berau, Peri Kombong yang memimpin rapat menjelaskan, pada dasarnya yang menjadi pertanyaan masyarakat saat ini adalah kebingungan ketika terjadi hasil pemeriksaan yang berbeda. Misalnya rumah sakit menyatakan positif, tetapi di lain tempat berbeda pula hasilnya.

“Hal itu bisa saja terjadi ketika sampelnya diambil di waktu yang berbeda. Kemudian alat yang digunakan berbeda. Bisa saja itu yang menimbulkan perbedaan dan itu adalah hal yang wajar menurut mereka,” kata Peri.

“Jadi bukan karena tidak akurat. Alat yang mereka gunakan sesuai yang direkomendasikan Kemenkes. Jadi apa yang sudah dilakukan menurut mereka sudah sesuai SOP,” lanjutnya. Diketahui sebelumnya, sempat terjadi perbedaan hasil pemeriksaan di Berau dengan hasil pemeriksaan rumah sakit di Balikpapan. Sehingga hasil pemeriksaan tersebut, kata Peri,  diragukan masyarakat.

“Sebenarnya memang disebabkan karena berbagai faktor. Tidak bisa dibandingkan alat di sini (Berau) dengan di luar. Termasuk hasilnya. Yang membedakan itu bisa karena waktu, mesin yang digunakan. Jadi banyak faktor yang mempengaruhi hasil tersebut,” pungkasnya. (mar/har)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X