Daya Beli Ikan Masih Rendah

- Sabtu, 10 Oktober 2020 | 20:39 WIB
DAYA BELI MENURUN: Pandemi Covid-19 masih membuat daya beli masyarakat terhadap ikan masih rendah.
DAYA BELI MENURUN: Pandemi Covid-19 masih membuat daya beli masyarakat terhadap ikan masih rendah.

TANJUNG REDEB – Sektor perikanan di Kabupaten Berau masih berusaha bangkit di tengah pandemi Covid-19. Pasokan ikan dari para nelayan di pesisir pun berangsur membaik. Meski daya beli masyarakat masih cukup rendah.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Berau, Tentram Rahayu mengatakan, pasokan ikan di pasaran saat ini masih dalam keadaan normal. Namun, daya beli masyarakat diakuinya mengalami penurunan akibat perekonomian yang sulit. Kondisi itupun berdampak pada pemasaran ikan di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau yang mengalami penurunan.

Ia mencontohkan seperti penjualan di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Di mana sebelum adanya pandemi Covid-19, penjualan ikan bisa mencapai lima ton per hari. “Saat ini penjualan ikan di pasar hanya bisa dua sampai tiga ton sehari. Sangat berbeda dari pada sebelum adanya pandemi,” katanya saat diwawancara Berau Post.

Menurut Tentram, pandemi bukanlah satu-satunya penyebab turunnya daya beli ikan di pasar. Melainkan, banyak masyarakat yang lebih memilih membeli di pinggir jalan atau sekitar rumah. Dibandingkan harus pergi ke Pasar Sanggam Adji Dilayas.

Kemudian, ia menerangkan sektor perikanan Berau semakin terkena imbas pandemi, usai Malaysia memberlakukan lockdown di Negara Jiran tersebut. Padahal, selama ini ikan-ikan Berau banyak yang diekspor ke Kota Tawau, Malaysia.

“Pemberhentian pengiriman ikan ke Malaysia mulai dari 6 Oktober hingga 18 Oktober,” ungkapnya. Selama ini, ikan yang diekspor ke negara tetangga tersebut di antaranya ikan demersal. Seperti ikan kakap, kerapu hingga bawal.

Sementara itu, Muntu, pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas mengaku stok ikan masih banyak, meski pasokan berkurang. Akibat berkurangnya pasokan ikan tersebut, membuat beberapa jenis ikan mengalami kenaikan, mulai dari ikan layang yang awalnya Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu. Kemudian ikan bawal yang saat ini telah mencapai Rp 45 ribu, sebelumnya Rp 40 ribu.

“Kalau harga ikan yang lain masih tetap sama. Cuman memang untuk penjualan saat ini turun cukup tinggi. Karena pandemi Covid-19 dan persaingan dagang,” akunya.

Persaingan dagang yang ia maksud, masyarakat lebih memilih membeli ikan di sekitar rumah ketimbang di pasar. Sehingga penjualan ikan di pasar cukup menurun, termaksud di lapaknya.

“Semenjak bulan September pendapatan saya memang berkurang akibat pandemi saat ini. Biasanya saya bisa mendapatkan Rp 3 juta per bulan, tapi saat ini saya hanya mendapatkan Rp 1 juta,” tuturnya. (*/adf/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X