TANJUNG REDEB – Tugas selesai sejak (30/9) lalu, surveyor yang melakukan pendataan ke rumah-rumah warga belum dibayar.
Yuni salah satu tenaga surveyor yang bertugas di Kecamatan Sambaliung, mengaku sudah beberapa kali menanyakan hal itu kepada koordinator di tingkat kecamatan, namun dirinya selalu mendapatkan jawaban yang sama, yakni masih akan melakukan koordinasi lebih dulu dengan bagian administrasi di Badan Pusat Statistik (BPS) Berau.
Belum adanya kepastian membuat dirinya resah, walau sebenarnya dirinya sudah beberapa kali menjadi surveyor. “Baru kali ini sangat lambat diproses (pembayaran, red). Kalau memang belum dibayar karena harus kroscek dulu kenapa hingga saat ini saya belum dihubungi terkait data yang saya berikan,” katanya kebingungan.
"Memang honor bisa dikatakan rendah, namun di masa pandemi seperti ini kita butuh uang, ya mau tidak mau kita terima pekerjaan itu," sambungnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar BPS segera memproses honornya juga surveyor lainnya.
Menanggapi itu, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha BPS Kabupaten Berau Salamah, mengakui kalau hingga kini masih ada surveyor yang belum dibayarkan. "Ada persoalan teknis terkait data para tenaga lapangan kami, seperti halnya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)," ujarnya.
Selain itu katanya, bervariasinya rekening bank yang harus dicairkan, hingga hanya satu orang tenaga teknis bagian tata usaha yang mengerjakan seluruh data pengajuan tenaga survei.
“Hingga saat ini, dari 155 tenaga survei baru 110 orang yang sudah kami berikan honornya. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami agar ke depan masalah seperti ini tidak terulang lagi,” bebernya. (*/uga/sam)
