Personel BPBD Siap Siaga, Waspadai Hidrometeorologi Akibat La Nina

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:47 WIB
AWAN GELAP: Dampak La Nina, Kabupaten Berau kerap diselimuti awan gelap, seperti diabadikan Berau Post, Senin (19/10).
AWAN GELAP: Dampak La Nina, Kabupaten Berau kerap diselimuti awan gelap, seperti diabadikan Berau Post, Senin (19/10).

TANJUNG REDEB – Efek fenomena La Nina kian terasa di Kabupaten Berau. Hal itu pun menjadi perhatian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin.

BPBD pun katanya mewaspadai munculnya bencana Hidrometeoroligi seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi maupun puting beliung.

“Meski demikian saya berulang kali mengatakan jika kita tetap siaga dalam menghadapi cuaca saat ini” ungkapnya, kemarin (20/10).

15 petugas yang tergabung dalam masyarakat peduli bencana dan tersebar di masing-masing kecamatan juga ditegasnya sudah dia perintahkan untuk rutin melakukan patroli di sejumlah kampung, memantau setiap titik yang berpotensi membahayakan warga.

“Mereka juga selalu siaga jika mendapatkan laporan terjadi sesuatu dan melakukan penaganan pertama, selebihnya mereka akan berkoordinasi dengan kami,” ujar Thamrin.

Khusus di Pulau Derawan, di mana air laut yang kian meninggi hingga menggenangi sebagian daratan katanya bukanlah hal pertama terjadi. Karena itu pihaknya belum mengambil langkah khususnya mengevakuasi warga di sana.

“Tapi kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah kampung. Jika memang terjadi sesuatu mereka langsung menghubungi kami agar bisa cepat melakukan tindakan,” jelasnya. 

Sebelumnya, Kepala BMKG Berau Tekad Sumardi juga mengingatkan agar masyarakat waspada atas kemungkinan terjadinya bencana hidrometerologi.

Dijelaskannya, La Nina merupakan proses iklim global Pasifik yakni suhu dingin terjadi di laut Pasifik. Sehingga di kawasan Indonesia akan mengalami kenaikan suhu, yaitu pemanasan yang menyebabkan akumulasi curah hujan cukup tinggi. 

“Kami tidak bisa memastikan dengan tepat. Hanya saja menurut data yang kami kumpulkan, puncaknya akan terjadi di Desember hingga Januari 2021 nanti,” jelasnya. “Apabila cuaca buruk terjadi badai atau pertumbuhan awan yang cukup signifikan, maka akan menimbulkan gelombang tinggi. Ditambah bulan purnama pengaruhi air pasang. Jadi harap waspada,” imbuhnya.

Tekad juga menuturkan, cuaca ekstrem sangat berpengaruh terhadap kondisi Berau, baik yang berada di penggunungan maupun di bantaran sungai. 

“Kondisi ini sangat berpengaruh karena di Berau merupakan tanah berbukit. Sehingga permukiman yang ada di sekitar penggunungan dan bantaran sungai harap waspada bencana hidrometeorologi,” pungkas Tekad. (*/aky/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB
X