TANJUNG REDEB – Cuaca ekstrem sepekan terakhir dikhawatirkan berdampak terhadap harga bahan pokok di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau. Pasalnya, kabupaten paling utara di Kalimantan Timur ini masih bergantung terhadap suplai berbagai bahan pokok dari luar daerah.
Kekhawatiran ini disampaikan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Berau, Wiyati. Ia menerangkan, bahan pokok yang berpotensi terkena dampak adalah yang didatangkan dari Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa. Di mana para pengusaha menggunakan transportasi laut untuk mendatangkannya ke Berau.
“Saat ini memang masih belum berdampak (kenaikan harga bahan pokok karena cuaca ekstrem, red). Tapi kami harus waspada dan mengontrol harga, agar tidak terjadi lonjakan," katanya kepada awak media ini, Jumat (23/10).
Selama ini, ia menerangkan, untuk semua bahan sembako sudah memiliki harga standar masing-masing. Sehingga ketika harga di pasaran mulai mengalami kenaikan, pihaknya bisa mengetahui.
“Yang jelas sejauh ini harga bahan pokok di Berau masih aman, meski memang harganya mengalami fluktuatif,” tuturnya.
Sebelumnya, cuaca ekstrem yang terjadi di Berau membuat para nelayan di pesisir selatan Berau enggan melaut. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Berau, Tentram Rahayu.
“Memang saat ini banyak dari nelayan yang takut untuk turun ke laut mencari ikan. Tapi tidak terlalu mengurangi stok ikan yang ada,” katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini stok ikan di tempat pengepul ikan masih berlimpah. Sehingga pasokan ikan untuk konsumsi masyarakat masih bisa terpenuhi. Di sisi lain masih ada nelayan yang tetap turut melaut untuk mencari ikan.
"Hanya sebagian saja yang tidak melaut dan masih banyak juga nelayan yang mencari ikan. Jadi untuk stok ikan sendiri saat saya lihat di pasar masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” singkatnya. (*/aky/arp)